Kepindahan Adrien Rabiot ke AC Milan terwujud dengan sangat cepat. Massimiliano Allegri menjadi faktor kunci di baliknya. Namun, sebuah laporan terbaru mengungkap fakta menarik. Rabiot ternyata harus menolak ‘impian’ pribadinya untuk bisa bereuni dengan sang pelatih.
Ia lebih memilih proyek Rossoneri daripada kesempatan bermain di Liga Primer Inggris.
Telepon Penting dari Allegri
Menurut Calciomercato.com, Allegri beberapa kali menelepon Rabiot. Panggilan itu terjadi sepanjang musim panas. Sang pelatih terus menanyakan situasinya di Marseille. Awalnya, Rabiot tidak menunjukkan minat. Ia ingin menghormati kontraknya. Namun, semua berubah setelah insiden di ruang ganti Marseille.

Menolak Impian Liga Primer
Setelah insiden dengan Jonathan Rowe, Rabiot masuk dalam daftar jual. Di sinilah I Rossoneri bergerak cepat. Yang menarik, Rabiot sebenarnya memiliki impian untuk bermain di Liga Primer Inggris. Ia bahkan dilaporkan menerima tawaran dari sana setelah insiden di Prancis. Namun, ia menolak tawaran tersebut. Ia lebih memilih untuk bergabung dengan Il Diavolo Rosso.
Reuni yang Sangat Diinginkan
Keputusan Rabiot menunjukkan betapa kuatnya ikatan antara dirinya dan Allegri. Keinginan sang pelatih untuk membawanya ke San Siro sangatlah besar. Kepercayaan itu dibayar lunas oleh Rabiot. Ia mengesampingkan impian pribadinya demi kembali bekerja di bawah asuhan pelatih favoritnya.
Anekdot tentang penolakan Rabiot terhadap impian Liga Primer demi AC Milan menjadi sebuah cerita yang sangat kuat. Ini bukan hanya tentang pemain yang bergabung dengan klub baru. Ini adalah kisah tentang loyalitas dan kepercayaan antara seorang pemain dan pelatihnya.
Bagi para penggemar, mengetahui bahwa seorang pemain bintang rela mengorbankan mimpinya demi mengenakan seragam Rossoneri adalah bukti bahwa daya tarik dan proyek yang dibangun Allegri sangatlah meyakinkan.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.





