Berita AC Milan – Paolo Maldini adalah mantan pesepak bola profesional yang bermain untuk timnas Italia dan klub AC Milan. Bukan sebagai pemain sepak bola biasa, Maldini layak disebut sebagai seorang legenda.
Maldini disebut-sebut sebagai pemain bertahan terbaik di dunia. Dia adalah seorang bek yang bermain rapi karena tidak asal menjegal lawan. Inilah alasan mengapa Maldini begitu dihormati hingga di idolakan oleh nama-nama besar pemain sepak bola, seperti halnya Carles Puyol.
Sosok Maldini tentu sangat berjasa bagi AC Milan maupun timnas Italia. Dia sudah banyak mempersembahkan gelar, trofi, dan penghargaan untuk tim yang dibelanya.
Dengan nama besarnya itu, ada banyak cerita menarik dari Paolo Maldini yang perlu dikupas lebih mendalam. Oleh karena itu jangan sampai melewatkan pembahasan artikel ini.
Karier Sepak Bola Paolo Maldini
Paolo Maldini sering disebut sebagai seorang one-club man. Selama kariernya dia hanya membela klub AC Milan saja. Selebihnya dia melakoni pertandingan bola bersama timnas Italia.
Tetapi, meski hanya bertanding di AC Milan dan timnas Italia, Maldini memiliki karier yang menarik untuk disimak. Berikut ini adalah rangkumannya.
1. Bergabung dengan AC Milan
Paolo Maldini baru masuk ke tim utama AC Milan pada tahun 1985. Pada saat itu dia bisa dikatakan masih sangat muda, yaitu 16 tahun. Meskipun masih muda, pelatih Nils Liedholm sudah mempercayakannya untuk masuk skuat utama I Rossoneri.
Saat bersama AC Milan tepatnya di akhir era 80 dan 90-an, Maldini telah meraih banyak gelar, di antaranya adalah Liga Champion (1989, 1990, 1994) dan Serie A (1991-1992).
Meskipun demikian, kariernya bersama AC Milan tidak selalu berjalan mulus. Pada akhir era 90-an, Maldini dan AC Milan sempat terpuruk. Namun, AC Milan bangkit kembali pada tahun 2000-an dan berhasil meraih gelar Liga Champion di tahun 2003 dan 2007.
2. Masuk ke Tim Nasional Italia
Maldini mulai bermain untuk timnas Italia sejak tahun 1986. Selama berlaga bersama timnas Italia, Maldini telah menorehkan 126 caps yang pernah menjadi rekor sebelum dipecahkan oleh Gianluigi Buffon dan Fabio Cannavaro.
Dalam perjalanan kariernya bersama timnas Italia, Paolo Maldini telah mencetak total 7 gol. Adapun dia juga merupakan seorang kapten yang telah memimpin dalam 76 pertandingan.
Bersama dengan timnas Italia, Maldini telah berpartisipasi dalam berbagai ajang kompetisi sepak bola di antaranya adalah Piala Dunia (1990, 1994, 1998, 2002) dan Euro (1988, 1996, 2000).
Maldini sebenarnya belum pernah merasakan manisnya gelar juara pada ajang kompetisi tersebut. Namun, setidaknya ia pernah membawa timnas Italia menjadi runner-up sebanyak dua kali, yaitu Piala Dunia (1994) dan Euro (2000).
Prestasi Paolo Maldini
Sebagai salah satu bek terbaik dunia, tentu prestasi Paolo Maldini tidak perlu dipertanyakan lagi. Mulai dari bermain di AC Milan hingga timnas Italia, dia telah menyumbangkan banyak penghargaan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
1. AC Milan
- Juara Liga Champion (1989, 1990, 1994, 2003, 2007)
- Juara Serie A (1988, 1992, 1993, 1994, 1996, 1999, 2004)
- Intercontinental Cup (1989, 1990)
- UEFA Super Cup (1989, 1990, 1994, 2003)
- Coppa Italia (2003)
- Fifa Club World Cup (2007)
- Suppercoppa Italiana (1992, 1993, 2004)
2. Tim Nasional Italia
- Semifinal EUFA EURO (1988)
- Peringkat 3 Piala Dunia (1990)
- Runner-up Piala Dunia (1994)
- Runner-up UEFA EURO (2000)
3. Rekor Paolo Maldini
- Pemain yang tampil terbanyak di AC Milan (902 kali)
- Pemain paling muda yang bermain di AC Milan (16 tahun 208 hari)
- Pemain yang paling lama membela AC Milan (24 tahun 132 hari)
- Pemain yang tampil terbanyak di Serie A Sepanjang Masa (647 kali)
- Pemain yang tampil terbanyak ke-2 di Kompetisi Eropa (168 kali)
- Pemain dengan menit waktu bermain paling lama di Piala Dunia (2216 menit)
- Pemain yang tampil terbanyak di Final Liga Champion (8 kali)
- Pemain paling tua yang mencetak gol di Final Liga Champion (36 tahun 333 hari)
- Peringkat 3 Ballon d’Or (1994, 2003)
- Runner-up FIFA World Player of the Year (1995)
- Bravo Award (1989)
- FIFPro World XI (2005)
- World Soccer Player of the Year (1994)
- UEFA EURO Team of the Tournament (1988, 1996, 2000)
- UEFA Team of the Year (2003, 2005)
- UEFA EURO All-Time XI (2016)
- UEFA Presidents Award (2003)
- FIFA Order of Merit (2008)
- FIFA World Cup Dream Team (2002)
- FIFA World Cup All-Star Team (1990, 1994)
Kehidupan Keluarga Paolo Maldini
Dari masa ke masa, nama Maldini rasanya hampir selalu ada di AC Milan. Ini tidak bisa dipungkiri karena keluarga Maldini sendiri adalah keluarga bola.
Paolo Maldini memiliki orang tua bernama Cesare Maldini dan Maria Luisa Maldini. Sebagai seorang ayah, Cesare juga merupakan pemain hebat yang bermain untuk AC Milan. Bahkan dia dulu adalah seorang bek sama seperti Maldini.
Setelah Maldini dewasa, dia menjalin hubungan dengan model Andrianna Fossa. Dari hubungan keduanya, lahirlah Daniel Maldini dan Christian Maldini.
Seperti yang diketahui, Daniel dan Christian juga bermain bola seperti sang ayah. Namun, Daniel bermain sebagai seorang striker di AC Milan. Sedangkan, Christian bermain sebagai pemain bertahan di klub Pro Sesto.
Kisah Perseteruan dengan Curva Sud Milano
Sebagai seorang pesepak bola, Paolo Maldini seolah-olah merupakan tokoh sempurna tanpa cela. Memiliki ketenaran, finansial yang mapan, penghargaan, bahkan dianggap sebagai legenda besar. Tetapi, sayangnya itu harus ternoda karena adanya perseteruan dengan Curva Sud Milano.
Curva Sud Milano diketahui tidak menyukai Maldini. Bukan tanpa alasan, tetapi mereka menganggap bahwa Maldini tidak menghargai dan durhaka terhadap mereka yang sudah membuat AC Milan menjadi kaya raya.
Perseteruan ini awalnya dimulai ketika Maldini baru saja menjadi kapten AC Milan, yaitu pada 1997-1998. Di saat itu, Curva Sud membentangkan spanduk bertuliskan “kurangi Hollywood, perbanyak kerja keras” di depan rumah Maldini.
Selanjutnya di tahun 2005, Paolo Maldini mulai tidak menyukai Curva Sud karena ada sebuah peristiwa yang membuatnya berang. Curva Sud pernah menjual sisa tiket kepada fans Liverpool dengan harga yang lebih mahal. Padahal harusnya tiket tersebut dijual kepada fans setia AC Milan.
Dari sinilah, Maldini mengecap Curva Sud Milano tak lebih dari sekelompok yang mata duitan. Bahkan saat itu Maldini juga menolak untuk meminta maaf saat dihampiri oleh beberapa perwakilan Curva Sud.
Perseteruan ini terus berlanjut ketika di tahun 2007 Maldini sebagai kapten tim menolak untuk ikut campur ketika polisi Athena bermasalah dengan Curva Sud Milano. Sedangkan pada saat itu mereka merasa perlu dibela sebagai fans setia AC Milan.
Puncak dari perseteruan ini adalah ketika Paolo Maldini menjalani laga terakhirnya bersama AC Milan. Hari yang seharusnya menjadi milik Maldini tersebut harus ternodai karena Curva Sud Milano membawa kostum raksasa Franco Baresi.
Hal ini dilakukan karena Curva Sud merasa bahwa sebesar-besarnya jasa Maldini, dia tidak lebih besar dari sosok Franco Baresi.
Namun kini agaknya perseteruan Paolo Maldini dengan Curva Sud sudah mulai mereda. Dalam peran barunya sebagai Direktur Teknik AC Milan, Maldini kini lebih berperan di balik layar dengan mengurusi segala aktivitas transfer klub.
Pada sebuah momen di musim panas kemarin setelah AC Milan memastikan diri berkompetisi di Liga Champions, Curva Sud tampak mendatangi markas klub di Casa Milan.
Discorso #Maldini ai tifosi in sede a #casamilan @MilanNewsit pic.twitter.com/7lvkoVYDRl
— Antonio Vitiello (@AntoVitiello) May 31, 2021
Dalam momen tersebut Paolo Maldini dan beberapa petinggi AC Milan datang langsung menyambut rombongan Curva Sud di depan Casa Milan. Maldini bahkan melakukan pidato singkatnya atas dukungan luar biasa yang diberikan oleh suporter garis keras Milan tersebut.
Bagaimanapun, Paolo Maldini bukanlah sekedar legenda biasa, namun dia adalah sebuah mitos yang namanya begitu sakral dalam dunia sepak bola.