Di tengah musim yang penuh pasang surut seperti yang dialami AC Milan, sulit untuk menyoroti sisi positif. Namun, Malick Thiaw adalah pengecualian.
Awal Musim yang Sulit
Seperti yang ditulis MilanNews, Thiaw telah pulih setelah awal musim yang buruk, dengan gol bunuh diri yang fatal dan ceroboh melawan Torino, yang melanjutkan tren penurunan yang dimulai musim lalu. Pemain Jerman itu kesulitan menemukan performa terbaiknya dan mengalami cedera serius yang membuatnya absen selama berbulan-bulan.
Perubahan Strategi
Paulo Fonseca telah banyak mengganti dua bek tengah tahun ini, mencoba berbagai kombinasi dengan mengganti Thiaw, Fikayo Tomori, Matteo Gabbia, dan Strahinja Pavlovic. Sejak pertengahan Oktober dan seterusnya, jelas bahwa kedua pemain inti adalah Thiaw dan Gabbia.
Kecocokan dengan Pelatih
Thiaw tampaknya sangat cocok dengan pelatih, baik dalam hal ide permainan maupun dalam hal menganalisis masalah tim. Setelah kemenangan atas Red Star ketika Fonseca mengkritik tim, mantan pemain Schalke itu mendukung pernyataan pelatih.
- Pernyataan Thiaw: “Saya setuju dengan Fonseca. Itu adalah pertandingan yang sulit dan kami tidak melakukan apa yang ingin kami lakukan: sulit bermain dengan bola dan tanpa bola,” katanya.
“Kami bermain tanpa agresi, meninggalkan dua atau tiga peluang bagi mereka. Jadi itu sulit, karena, seperti yang dikatakan pelatih, suatu hari kami bermain bagus, hari kedua… pfff… saya tidak tahu.”
Momen Kebangkitan
Simbol kebangkitannya – setelah beberapa bulan yang sangat sulit – adalah gol yang dicetaknya di Santiago Bernabeu dalam kemenangan Liga Champions pada awal November melawan Real Madrid, tetapi itu hanyalah puncak dari segalanya.
Statistik Mengesankan
Thiaw berada di puncak daftar pemain bertahan di seluruh Eropa dalam hal umpan sukses di antara pemain U23, serta menjadi salah satu yang terbaik dalam umpan sukses yang melampaui garis pertahanan lawan, seperti yang terlihat pada gol kemenangan Tijjani Reijnders di Verona.
- Peran dalam Serangan: Umpan emas jelas berasal dari Youssouf Fofana, tetapi bola diberikan kepada pemain Prancis itu oleh Malick. Bersama Gabbia, yang selama ini menjadi pemimpin lini pertahanan, Thiaw merupakan salah satu pemain yang paling diuntungkan dari cara bertahan baru Fonseca.
Adaptasi dengan Gaya Bermain Baru
Tanpa harus menutup ruang terbuka dan tanpa harus melakukan tekanan ofensif yang sembrono, pemain berusia 23 tahun ini telah melanjutkan jalur pertumbuhannya yang sempat terhenti tahun lalu karena berbagai masalah, baik fisik maupun lainnya.
Kesimpulan
Malick Thiaw telah menunjukkan kebangkitan yang mengesankan di AC Milan setelah awal musim yang sulit. Dengan performa yang semakin baik dan kontribusi yang signifikan di lini belakang, ia menjadi salah satu pemain kunci dalam upaya Milan untuk kembali ke jalur kemenangan
. Kecocokannya dengan pelatih dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan gaya bermain baru menunjukkan bahwa Thiaw memiliki masa depan cerah di klub.