Berita AC Milan – Sebuah kabar mengejutkan muncul setelah wawancara panjang Paolo Maldini dengan Radio Serie A, di mana jurnalis yang melakukan wawancara itu, Alessandro Alciato, mengungkapkan bahwa ia merasa ditekan untuk tidak menayangkannya.
Maldini, mantan bek, kapten, dan direktur teknik AC Milan, memberikan pandangan mendalam tentang masa depan karirnya, pujian terhadap rival sekotanya, Inter, dan makna yang mendalam bagi dirinya sebagai sosok yang sangat terkait dengan Rossoneri.
Namun, keputusan untuk tidak menyiarkan wawancara tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Alciato melalui unggahan Instagram, menimbulkan pertanyaan tentang motif di baliknya. Meskipun tidak jelas apa yang dimaksud dengan “tekanan”, kemungkinan Milan tidak sepenuhnya puas dengan isi wawancara tersebut.
Meskipun demikian, tidak ada pernyataan yang secara eksplisit menimbulkan kontroversi atau ketegangan yang nyata antara Maldini dan AC Milan. Namun, hal yang paling menarik adalah pembandingan antara Milan dan Inter, terutama mengapa Inter terlihat begitu kuat dalam beberapa waktu terakhir.
Kesimpulannya, wawancara ini menciptakan gelombang di dunia sepakbola, menunjukkan bahwa bahkan figur sebesar Maldini pun tidak luput dari kontroversi. Tetapi, pertanyaan yang lebih dalam tentang dinamika di balik layar tetap belum terjawab sepenuhnya, meninggalkan misteri yang menarik untuk dipecahkan.
Harus diakui, hubungan Paolo Maldini dengan AC Milan saat ini begitu jauh. Bukan tentang rasa kasihnya pada AC Milan, yang akan selalu berada dalam hatinya, namun pada jajaran manajemen klub.
Pada beberapa waktu lalu, Maldini terlibat perselisihan kecil di media dengan presiden AC Milan, Paolo Scaroni. Kala itu Scaroni mengucapkan: “Kami merasa bahwa Paolo merasa tidak nyaman di organisasi ini, jadi ketika seseorang merasa tidak nyaman, yang terbaik adalah berpisah.”
Dalam wawancara dengan sebuah media, Maldini dengan keras mengkritik jajaran manajemen Milan, berikut adalah kata-katanya kepada media:
“Itu mengganggu saya bagaimana hal-hal dikatakan. Milan berhak mendapatkan presiden yang hanya menjaga kepentingan Milan, bersama dengan kelompok manajemen yang tidak pernah meninggalkan tim sendirian.
“Dia tidak pernah bertanya kepada saya apakah perlu memberikan sedikit kata-kata penyemangat kepada para pemain dan kelompok kerja kami, di depan umum atau secara pribadi. Saya tidak pernah menerima dukungan di banyak momen sulit. Di sisi lain.
“Di tribun saya sering melihatnya pergi ketika lawan menyamakan kedudukan atau memimpin, mungkin hanya untuk menghindari kemacetan. Sementara saya mengingatnya tepat waktu di barisan depan, saat kami menjuarai liga. Saya dapat mengatakan bahwa hal yang sama juga terjadi pada dua CEO Gazidis dan Furlani.”
Kepergian Paolo Maldini dari Milanello terbukti memberikan dampak negatif pada AC Milan. Musim lalu hampir tidak bisa bermain di Liga Champions karena finish di urutan kelima, sebelum akhirnya poin Juventus dikurangi.
Musim ini AC Milan juga seperti anak ayam yang kehilangan induknya, tidak mampu bangkit dari keterpurukan: tersingkir dari Liga Europa, tenggelam di laga derby. Sebelumnya, dalam kondisi kritis, Maldini kerap hadir di Milanello untuk menyaksikan dan memberikan dorongan pribadi kepada pemain, sebuah hal yang hilang semenjak kepergiannya beberapa tahun lalu.