Kemenangan Vincenzo Italiano di ajang Coppa Italia dilaporkan telah secara signifikan memperkuat posisinya dalam daftar calon manajer baru AC Milan. Meski demikian, pria berusia 47 tahun itu sejatinya sudah menjadi kandidat kuat bahkan sebelum mengangkat trofi tersebut. Rossoneri kini dihadapkan pada pilihan krusial untuk menentukan nakhoda baru proyek mereka.
Kekalahan Pahit dan Imperatif Perubahan di Milan
Seperti yang disorot oleh Gazzetta dello Sport, kekalahan Milan dari Bologna pada hari Kamis menjadi pukulan telak bagi ambisi klub. Dengan prospek absen dari kompetisi Eropa musim depan yang semakin nyata, perubahan besar di tubuh tim menjadi sebuah keharusan, dengan pertimbangan anggaran yang kini menjadi faktor lebih krusial dari sebelumnya.
AC Milan sadar betul bahwa penunjukan pelatih baru tidak boleh salah langkah. Stabilitas menjadi kata kunci untuk mengembalikan proyek klub ke jalur yang benar. Keputusan untuk memprioritaskan pelatih asal Italia yang memiliki pemahaman mendalam tentang Serie A telah menjadi pertimbangan matang dan tetap menjadi landasan utama.
Coppa Italia Jadi Katalis, Italiano Penuhi Kriteria Rossoneri
Daftar kandidat pelatih Milan dilaporkan semakin mengerucut dalam beberapa minggu terakhir. Rossoneri tidak hanya mencari sosok pelatih Italia, tetapi juga seorang “pemenang”. Vincenzo Italiano, dengan demikian, masuk dalam lingkaran nama terbatas ini, bahkan sebelum kesuksesannya di Coppa Italia.
Namun, tidak dapat dipungkiri, pencalonannya semakin menguat setelah penampilan impresif timnya di Stadion Olimpico. Cara Italiano mengatur permainan secara taktis dalam laga final tersebut menuai banyak pujian.
Kemenangan ini menjadi sangat penting, mengingat sebelumnya pria berusia 47 tahun itu telah kalah dalam dua final Liga Konferensi dan satu final Coppa Italia. Trofi ini menjadi pembuktian mentalitas juaranya.
Meskipun rekam jejaknya mungkin belum setara dengan Carlo Ancelotti atau Massimiliano Allegri, Italiano telah menunjukkan kemampuannya menjaga semangat tim hingga akhir demi mencapai target-target besar.
Saat ini, ia terikat kontrak dengan Bologna hingga 2026, dan telah ada pembicaraan mengenai perpanjangan. Namun, panggilan dari klub sebesar Milan tentu akan menjadi pertimbangan serius.

Allegri: Opsi Pengalaman dan ‘Penangkal Petir’
Selain Italiano, AC Milan juga dilaporkan terus mengawasi situasi Massimiliano Allegri. Mantan pelatih Rossoneri ini telah berada dalam radar klub selama berbulan-bulan, seiring keinginannya untuk kembali melatih klub besar. Dengan koleksi enam Scudetti dan dua final Liga Champions, rekam jejak Allegri berbicara dengan sendirinya.
Lebih lanjut, Allegri dianggap bisa menjadi ‘penangkal petir’ yang penting bagi klub, sebuah peran yang telah ia jalani dengan baik selama periode keduanya menukangi Juventus. Kehadiran Allegri, dengan atau tanpa direktur olahraga di sisinya, dianggap sebagai jaminan absolut.
Kandidat Lain Meredup, Fokus Menyempit
Bagaimana dengan nama-nama lain? Antonio Conte disebut-sebut lebih condong ke Juventus jika meninggalkan Napoli. Sementara itu, pamor Maurizio Sarri dan Roberto De Zerbi dilaporkan telah menurun. Gian Piero Gasperini tetap menjadi opsi, namun ia berpotensi bertahan di Atalanta dan juga menjadi incaran AS Roma untuk era pasca-Ranieri.
Keputusan Krusial Milan Mencari Stabilitas dan Identitas Baru
Perburuan pelatih baru ini menjadi momen krusial bagi AC Milan. Pilihan antara Italiano yang sedang naik daun dengan filosofi menyerang dan Allegri yang sarat pengalaman dengan pendekatan pragmatisnya, akan menentukan arah dan identitas permainan Milan ke depan.
Di tengah musim yang mengecewakan dan tuntutan untuk segera bangkit, keputusan ini tidak hanya soal taktik, tetapi juga tentang menemukan figur yang mampu mengembalikan mentalitas juara dan stabilitas jangka panjang bagi Rossoneri. Siapapun yang terpilih, ia akan mengemban tugas berat untuk membangun kembali Milan yang kompetitif.
Ikuti terus berita terbaru, analisis mendalam, dan semua perkembangan eksklusif seputar AC Milan hanya di beritamilan.com.