Berita AC Milan – Saat ini AC Milan sedang melalui periode yang sulit, hanya sanggup memetik 1 kali kemenangan sejak awal tahun baru 2023. Tersingkir dari Torino dari ajang Coppa Italia, dan kalah di babak final Supercoppa Italia dari Inter.
Di kompetisi Serie A, Milan meraih hasil imbang 2-2 berturut-turut melawan Roma dan Lecce. Tidak diragukan lagi ini adalah momen tersulit dari tim Stefano Pioli sejak kemenangan Scudetto musim lalu.
Kondisi seperti ini membuat fans AC Milan bertanya-tanya apa sebenarnya yang salah dengan klub kita ini? Pada kesempatan kali ini mari kita menganalisa penyebab kejatuhan Milan di awal tahun ini.
1. Dukungan Pemilik Klub yang Hilang
Pemilik baru AC Milan, Gerry Cardinale, memilih menjauhkan diri dari klub seperti Paul Singer (Elliott) di masa lalu. Namun, meski memiliki kesempatan memenangkan trofi pertamanya sebagai pemilik baru klub, Cardinale lebih memilih bertahan di New York.
Sebuah langkah janggal terutama mengingat bahwa bahkan Gordon Singer yang kini berada di jajaran direksi klub, mau bersedia hadir di stadion di Riyadh untuk mendukung klub di laga final Supercoppa.
Pada momen-momen tertentu seperti ini, kehadiran pemilik klub bisa menjadi dorongan penting bagi para pemain ketika bertarung di atas lapangan. Sebagaimana yang sering ditunjukkan presiden legendaris Milan di masa lalu, Silvio Berlusconi.
2. Salah Transfer
Pada titik ini jelas bahwa langkah manajemen di jendela transfer musim panas bukanlah langkah yang tepat. AC Milan menghabiskan sekitar 40 juta euro di pasar tetapi tidak satu pun dari pemain baru yang menjadi starter reguler.
De Ketelaere, Thiaw, Vranckx, Dest, Adli dan Origi gagal memenuhi ekspektasi. Origi, yang paling berpengalaman dari semuanya, benar-benar mengecewakan. Pemain starter seperti Franck Kessie pergi tetapi tidak ada sosok baru yang berhasil mengisi kekosongan yang ditinggalkannya.
3. Minim Investasi
Poin kedua di atas juga merupakan konsekuensi langsung dari kurangnya investasi dari pemilik klub. Paolo Maldini secara gamblang menjelaskan menjelang akhir musim lalu bahwa AC Milan membutuhkan tiga pemain top untuk meningkatkan skuad dan mulai kompetitif di Liga Champions.
Kurangnya dukungan finansial memaksa Maldini untuk fokus hanya pada Sven Botman. Pada akhirnya, ketika Lille menaikkan harga pemainnya, Milan mundur dan mengalihkan fokus pada De Ketelaere. Sejarah terulang kembali di bulan Januari, saat jelas Rossoneri membutuhkan pemain baru, Maldini dan Massara tidak diberi uang jajan.
4. Taktik Stefano Pioli
Jelas bahwaI Rossoneri tidak memiliki chemistry yang sama seperti tahun lalu. Milan tidak lagi menyerang, menekan, dan mengambil risiko untuk mencetak gol, yang sebenarnya juga dapat memberikan pemain belakang sedikit ruang untuk beristirahat.
Tim juara AC Milan terlihat hanya satu jam saat melawan Roma dengan unggul 2 gol. Milan tidak mampu bermain dengan empat pemain ofensif hanya menyisakan Bennacer dan Tonali di tengah. Keduanya terlalu kecil dan ketika salah satu mengalami momen yang sulit, tim akan ambruk dan lawan langsung menekan dengan sangat kuat.
Pioli terus kolot untuk memainkan Leao, Diaz, Messias dan Giroud pada saat Milan saat sudah unggul dan akhirnya Roma mampu menyamakan kedudukan. Milan memenangkan Scudetto musim lalu ketika mereka mengurangi pemain ofensif untuk menambah gelandang lagi.
Musim lalu, taktik seperti itu terbayar dengan Rossoneri hanya kebobolan dua gol dalam sebelas pertandingan. Pioli memiliki keberanian untuk mengubah taktik ketika terlihat jelas bahwa gaya bermainnya tak lagi bekerja. Sayangnya, pelatih asal Italia itu tidak memiliki pendekatan yang sama musim ini.
5. Mentalitas Pemain
Alasan pemain muda sudah tidak berlaku lagi. Para pemain muda dikatakan masih muda sampai mereka memenangkan sesuatu. Ketika Anda memenangkan liga, Anda bukan lagi pemain muda, tetapi pemain yang telah memperoleh pengalaman, kesadaran, dan rasa hormat di mata lawan Anda.
Trofi pertama memang indah, tetapi itu harus menjadi permulaan karena yang terbaik harus ada di depan. Skuad tidak lagi berkembang dan Pioli harus banyak bekerja lebih keras pada aspek mentalitas.
Para pemain terlihat lebih egois di lapangan dan, tidak seperti musim lalu, mereka tidak saling membantu atau melindungi satu sama lain. Perubahan dramatis diperlukan dan setiap orang harus melakukan bagiannya.
Itulah 5 penyebab jebloknya performa AC Milan di awal tahun 2023 ini. Apakah kamu punya pandangan tersendiri? Silakan sampaikan di kolom komentar.