Tersingkirnya AC Milan dari Liga Champions setelah hasil imbang 1-1 melawan Feyenoord di San Siro menjadi pukulan besar bagi klub.
Meski unggul lebih dulu melalui gol cepat Santiago Gimenez, Rossoneri gagal mempertahankan keunggulan dan harus menanggung akibat dari sejumlah kesalahan individu dan keputusan taktis yang kurang tepat. Berikut adalah lima poin penting dari pertandingan tersebut:
1. Theo Hernandez Membuat Tim Kehilangan Momentum

Kartu merah Theo Hernandez menjadi momen krusial yang merusak peluang Milan untuk mengontrol pertandingan. Bek kiri asal Prancis itu mendapat kartu kuning kedua karena diving di kotak penalti lawan pada menit ke-51, sebuah tindakan yang tidak perlu dalam situasi di mana ia memiliki banyak opsi lain.
Musim ini, performa Theo cenderung tidak konsisten, dan insiden ini menyoroti kurangnya kedewasaan dalam pengambilan keputusannya. Jika situasi ini terus berlanjut, Milan mungkin perlu mempertimbangkan opsi lain di posisi bek kiri pada akhir musim.
2. Rafael Leao Gagal Menjadi Pembeda

Leao, yang biasanya menjadi andalan di lini serang Milan, gagal tampil maksimal dalam pertandingan ini. Meski memulai dengan baik dan sering mengalahkan lawannya dalam duel satu lawan satu, ia tidak mampu memberikan kontribusi nyata di sepertiga akhir lapangan.
Ketidakmampuannya untuk menembus pertahanan Feyenoord yang bermain dengan blok rendah menunjukkan kelemahannya dalam situasi di mana ruang terbatas. Jika Leao tidak meningkatkan konsistensinya, Milan mungkin harus mempertimbangkan masa depannya, terutama jika ada tawaran besar dari klub lain.
3. Stabilitas Duo Bek Tengah

Di tengah semua kekecewaan, performa solid dari Strahinja Pavlovic dan Malick Thiaw layak mendapat pujian. Keduanya tampil tangguh di lini belakang, dengan Thiaw memberikan assist untuk gol pembuka Gimenez.
Pavlovic, meski gagal memanfaatkan peluang mencetak gol, menunjukkan energi dan determinasi sepanjang pertandingan. Penampilan mereka memberi harapan bahwa Milan memiliki fondasi yang kuat di lini pertahanan untuk masa depan.
4. Keputusan Taktis Conceicao Dipertanyakan

Setelah kartu merah Theo, pelatih Sergio Conceicao membuat beberapa perubahan taktis yang terlalu defensif. Keputusan ini membuat Milan kehilangan daya serang dan akhirnya kebobolan gol penyeimbang pada menit ke-73.
Meskipun Conceicao menyebutkan bahwa beberapa pemain mengalami cedera ringan, pendekatan terlalu berhati-hati ini menunjukkan kurangnya kepercayaan diri untuk terus menekan lawan. Strategi ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Milan gagal mempertahankan keunggulan.
5. Santiago Gimenez Menunjukkan Potensinya

Gol cepat Gimenez hanya dalam 40 detik setelah pertandingan dimulai menjadi sorotan positif bagi Milan. Pemain asal Meksiko itu menunjukkan positioning yang baik dan kerja sama yang solid dengan rekan setimnya.
Meskipun akhirnya digantikan, Gimenez tetap menjadi salah satu pemain yang memberikan kontribusi positif dalam pertandingan ini. Performa ini menunjukkan bahwa ia memiliki potensi besar untuk menjadi penyerang andalan Milan di masa depan.
Kesimpulan
Kekalahan dari Feyenoord ini bukan hanya soal hasil, tetapi juga mencerminkan sejumlah masalah mendasar di skuad Milan. Dari kesalahan individu seperti yang dilakukan Theo Hernandez hingga keputusan taktis yang kurang tepat dari Conceicao, I Rossoneri harus segera berbenah jika ingin mengamankan posisi empat besar di Serie A dan kembali ke Liga Champions musim depan.
Dengan jadwal padat yang menanti, termasuk pertandingan melawan Torino dan Bologna, AC Milan harus segera bangkit dan menunjukkan bahwa mereka mampu belajar dari kesalahan ini.