Inilah 3 Dampak Buruk Bermain di Liga Europa untuk AC Milan

Europa League, AC Milan

Berita AC Milan – AC Milan akan mengulangi penampilan mereka di Liga Europa setelah tiga tahun absen dari kompetisi tersebut. Meskipun meraih kemenangan atas Newcastle 2-1 di St James’ Park pada Kamis kemarin, hasil pertandingan lain di grup F membuat Rossoneri harus menepi dari Liga Champions.

Pengalihan kompetisi ini membawa sejumlah masalah bagi pelatih Stefano Pioli. Salah satunya adalah jadwal yang padat dan minim waktu persiapan antar-pertandingan.

1. Mengganggu masalah kebugaran fisik pemain

Laga Liga Europa yang biasanya berlangsung pada Kamis malam memberikan waktu yang minim untuk memulihkan diri dan mempersiapkan pertandingan Serie A yang sering kali digelar pada Minggu. Ini bisa mempengaruhi fisik dan kesiapan para pemain, memunculkan risiko cedera yang lebih besar.

2. Jadwal yang padat

Milan juga akan menghadapi kemacetan jadwal dengan lebih banyak pertandingan di Liga Europa dibandingkan Liga Champions. Dalam rentang 100 hari mulai Februari, Milan akan menjalani 26 pertandingan, menambah tekanan pada skuad.

3. Dampak buruk di kompetisi domestik

Namun, konsekuensi yang mungkin paling berat adalah dampaknya terhadap performa di Serie A. Sejarah Liga Europa telah menunjukkan pengaruhnya pada hasil akhir tim di liga domestik.

Contoh dari Roma dan Atalanta menjadi peringatan penting. Kedua tim ini pada musim sebelumnya terlihat kuat di Liga Europa namun mengalami penurunan performa di Serie A. Kekalahan-kekalahan krusial terjadi di fase akhir musim, mengakibatkan penurunan peringkat.

La Gazzetta dello Sport melaporkan bagaimana performa tim-tim tersebut terpengaruh. Roma, meski berada di posisi Liga Champions pada Februari, akhirnya finis di urutan keenam. Hal serupa terjadi pada Atalanta, turun ke posisi kedelapan setelah awal musim yang kuat.

Untuk mengamankan tiket Liga Champions di musim mendatang, AC Milan harus menjaga performa konsisten baik di Serie A maupun di panggung Eropa. Stefano Pioli dan timnya perlu menyeimbangkan kualitas di kedua kompetisi, menghindari penurunan performa yang bisa menghambat ambisi klub untuk kembali ke pentas Liga Champions.

Pos terkait