AC Milan tengah berada di persimpangan jalan dalam menentukan siapa yang akan menjadi direktur olahraga berikutnya, posisi yang semakin penting dalam dinamika klub modern.
Dengan dua kandidat utama, Igli Tare dan Fabio Paratici, pilihan ini tidak hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga filosofi dan arah jangka panjang klub.
Fabio Paratici: Pengalaman di Puncak, tetapi dengan Risiko
Kelebihan Paratici
Paratici memiliki pengalaman bekerja di klub-klub besar seperti Juventus dan Tottenham Hotspur. Di Juventus, ia memainkan peran penting dalam mendatangkan pemain-pemain besar seperti Cristiano Ronaldo, Matthijs de Ligt, dan Adrien Rabiot. Ia juga menunjukkan kreativitas dalam negosiasi, seperti transfer Federico Chiesa dengan skema pinjaman plus kewajiban beli.
Namun, keahliannya tidak hanya terbatas pada pemain bintang. Paratici juga dikenal mampu menemukan bakat muda, seperti Dejan Kulusevski, meskipun beberapa di antaranya tidak berkembang sesuai harapan.

Kekurangan Paratici
Meski memiliki rekam jejak yang mengesankan, Paratici sering dikritik karena komitmen upah yang tinggi dan beberapa transfer yang tidak efektif. Contohnya adalah kesepakatan Aaron Ramsey dan investasi besar pada pemain seperti Cristian Romero, Merih Demiral, dan Weston McKennie, yang tidak memberikan dampak signifikan.
Selain itu, keterkaitannya dengan masalah hukum di Juventus telah merusak reputasinya. Jika Milan memilih Paratici, mereka harus bersiap menghadapi risiko serupa, terutama jika ia kembali ke pendekatan yang terlalu agresif dalam hal pengeluaran.
Gaya Pelatih yang Disukai
Paratici cenderung bekerja dengan pelatih berpengalaman seperti Massimiliano Allegri dan Antonio Conte, yang memiliki gaya permainan pragmatis dan fokus pada hasil jangka pendek. Ini bisa menjadi keuntungan jika Milan ingin segera bersaing untuk trofi, tetapi mungkin bertentangan dengan filosofi pengembangan jangka panjang.
Igli Tare: Pembangun Tim dengan Visi Jangka Panjang
Kelebihan Tare
Tare memiliki reputasi sebagai pembangun tim yang cerdas dan efisien. Selama lebih dari satu dekade di Lazio, ia berhasil membangun skuad kompetitif dengan anggaran terbatas.
Rekrutannya seperti Sergej Milinkovic-Savic, Luis Alberto, dan Ciro Immobile adalah contoh keberhasilan luar biasa dalam menemukan pemain undervalued dan mengembangkan mereka menjadi bintang.
Kemampuan Tare dalam mengganti pemain kunci juga patut dipuji. Misalnya, ia berhasil menggantikan Stefan de Vrij dengan Francesco Acerbi dan Lucas Biglia dengan Lucas Leiva, semuanya dengan biaya yang relatif rendah.
Kekurangan Tare
Namun, tidak semua transfer Tare berhasil. Perekrutan seperti Vedat Muriqi (€20 juta) menunjukkan bahwa ia juga bisa membuat kesalahan mahal. Selain itu, hubungan tegangnya dengan pelatih seperti Maurizio Sarri menunjukkan bahwa ia mungkin menghadapi tantangan dalam bekerja dengan figur yang memiliki visi berbeda.

Gaya Pelatih yang Disukai
Tare dikenal lebih berani dalam memilih pelatih muda atau yang sedang naik daun, seperti Simone Inzaghi. Jika ia bergabung dengan Milan, ia kemungkinan akan mendukung pendekatan serupa, merekrut pelatih seperti Vincenzo Italiano, Raffaele Palladino, atau bahkan Roberto De Zerbi.
Ini sejalan dengan filosofi Milan yang ingin mengembangkan bakat muda dan membangun tim untuk jangka panjang.
Perbandingan Tare dan Paratici
Aspek | Igli Tare | Fabio Paratici |
---|---|---|
Pengalaman | Lebih dari satu dekade di Lazio | Juventus dan Tottenham, klub besar |
Filosofi Transfer | Fokus pada efisiensi dan pengembangan | Agresif, fokus pada pemain bintang |
Rekam Jejak | Sukses dengan budget terbatas | Beberapa transfer gagal dan kontroversi |
Hubungan dengan Pelatih | Mendukung pelatih muda dan inovatif | Lebih memilih pelatih mapan |
Gaya Manajemen | Stabilitas dan keberlanjutan | Agresif, dengan risiko tinggi |
Pilihan yang Harus Diambil Milan
Keputusan ini pada akhirnya tergantung pada arah yang ingin diambil Milan:
- Jika Milan Menginginkan Stabilitas dan Pembangunan Jangka Panjang
Tare adalah pilihan yang tepat. Ia telah membuktikan kemampuannya dalam membangun tim yang kompetitif dengan sumber daya terbatas, dan pendekatannya sejalan dengan filosofi Milan yang ingin mengembangkan bakat muda. - Jika Milan Menginginkan Hasil Cepat dan Trofi
Paratici mungkin lebih cocok. Ia memiliki pengalaman bekerja di klub besar dengan tekanan tinggi dan mampu mendatangkan pemain bintang yang dapat memberikan dampak instan. Namun, risiko finansial dan reputasi tetap menjadi perhatian utama.

Kesimpulan: Siapa yang Tepat untuk Milan?
Dalam situasi saat ini, di mana AC Milan masih dalam proses membangun kembali identitas mereka setelah era Paolo Maldini dan Ricky Massara, Igli Tare tampaknya menjadi pilihan yang lebih masuk akal.
Filosofi transfernya yang efisien, kemampuannya dalam menemukan bakat tersembunyi, dan keberhasilannya dalam bekerja dengan pelatih muda sesuai dengan visi jangka panjang klub.
Namun, jika Milan memutuskan untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif untuk segera kembali ke puncak, Paratici bisa menjadi opsi yang menarik, meskipun dengan risiko yang lebih besar.
Pada akhirnya, keputusan ini akan menentukan arah masa depan Milan: berani dan inovatif dengan Tare, atau tradisional dan ambisius dengan Paratici.