AC Milan menghadapi kritik dari para penggemar terkait kurangnya investasi signifikan di posisi penyerang tengah dalam beberapa tahun terakhir. Masalah ini semakin mencuat setelah performa lini serang Rossoneri yang kurang memuaskan, terutama dalam pertandingan seperti hasil imbang 1-1 melawan Cagliari.
Ketergantungan pada Pulisic dan Reijnders
Sejauh ini, Milan tampaknya terlalu bergantung pada gol dari pemain seperti Christian Pulisic dan Tijjani Reijnders, meskipun mereka bukan penyerang tengah alami.
Álvaro Morata, yang mencetak gol dalam pertandingan melawan Cagliari, belum menunjukkan konsistensi dalam mencetak gol, sementara Tammy Abraham sering kali gagal memanfaatkan peluang besar yang datang kepadanya.
Situasi ini membuat kebutuhan akan penyerang tengah berkualitas semakin mendesak, terutama jika Milan ingin bersaing dengan rival-rival mereka di Serie A yang memiliki lini serang lebih tajam.
Kurangnya Investasi di Posisi Penyerang
Angka-angka menunjukkan bahwa Milan telah menunda investasi besar di posisi penyerang tengah selama bertahun-tahun. Sejak 2020, Milan hanya menghabiskan €16 juta untuk mendatangkan 11 penyerang, dengan sebagian besar dana tersebut – €14 juta – dihabiskan untuk membayar klausul pelepasan Álvaro Morata pada musim panas lalu.
Pendekatan ini mencerminkan strategi “berisiko rendah” yang sering diambil oleh manajemen Milan, meskipun klub telah dikaitkan dengan nama-nama besar seperti Viktor Gyökeres, Benjamin Šeško, dan Santiago Giménez dalam beberapa bursa transfer terakhir.
Perbandingan dengan Rival Serie A
Ketika Milan terus memilih opsi murah atau berisiko rendah, rival-rival mereka di Serie A telah membuat langkah besar dalam memperkuat lini serang:
- Inter Milan memiliki duet mematikan Lautaro Martínez dan Marcus Thuram, yang menjadi andalan dalam mencetak gol.
- Juventus berinvestasi besar pada Dusan Vlahovic, salah satu penyerang muda terbaik di Eropa.
- Napoli memiliki Victor Osimhen, pencetak gol terbanyak Serie A musim lalu, dan kini juga diperkuat oleh Romelu Lukaku.
- Atalanta mampu mencetak gol dari berbagai sumber, berkat sistem permainan mereka yang dinamis.
Perbedaan ini semakin menyoroti kelemahan Milan di posisi penyerang tengah, mengingat rival-rival mereka memiliki opsi yang lebih tajam dan konsisten.
Peluang di Bursa Transfer Mendatang
Dengan bursa transfer musim panas 2025 di depan mata, Milan harus membuat keputusan penting terkait investasi di lini serang. Nama-nama seperti Viktor Gyökeres, Benjamin Šeško, dan Santiago Giménez masih menjadi target potensial, tetapi Milan harus bersedia mengeluarkan dana yang lebih besar untuk mendapatkan pemain dengan kualitas yang terbukti.
Jika Milan terus memilih opsi berisiko rendah, mereka berisiko tertinggal lebih jauh dari rival-rival mereka, baik di Serie A maupun di kompetisi Eropa.
Kesimpulan
AC Milan harus segera mengatasi masalah di lini serang dengan berinvestasi pada penyerang tengah berkualitas. Ketergantungan pada pemain seperti Pulisic dan Reijnders untuk mencetak gol bukanlah solusi jangka panjang, terutama ketika Morata dan Abraham gagal memberikan kontribusi yang konsisten.
Dengan rival-rival Serie A yang memiliki lini serang yang lebih tajam, Milan tidak bisa lagi menunda investasi besar di posisi penyerang jika mereka ingin tetap kompetitif dan memenuhi ambisi mereka di level domestik maupun Eropa.