Berita AC Milan – Kisah Hachim Mastour mungkin merupakan salah satu dari banyak kisah ‘Bagaimana jika?’ dalam sejarah sepakbola. Pemain muda asal Maroko ini, pada awalnya dipandang sebagai masa depan gemilang AC Milan, namun pada kenyataannya dia harus menghadapi liku-liku yang tidak terduga dalam perjalanan karirnya.
Mastour, yang kini berusia 25 tahun, pernah menjadi pusat perhatian saat meniti karirnya dari tim muda hingga tim utama AC Milan. Banyak yang melihat potensinya sebagai pemain unggulan Milan di masa depan, namun sayangnya, harapan itu tak pernah terwujud.
Pada awalnya, Mastour diketahui telah bergabung dengan AC Milan dengan penuh harapan. Namun, walaupun sempat dipinjamkan ke beberapa klub untuk mendapatkan pengalaman bermain, ia tak pernah mencapai tingkat performa yang diharapkan. Saat ini, Mastour membela Union Touarga di liga sepakbola papan atas Maroko.
Dalam wawancara dengan SportBIBLE, Hachim Mastour mengenang waktunya bersama Milan dan mengungkapkan perselisihannya dengan Gennaro Gattuso, mantan pelatih AC Milan.
Kehidupan sejak Milan
“Melihat ke belakang, saya senang dengan segalanya. Setiap langkah dalam hidup telah membawa saya menjadi seperti sekarang ini. Tuhan punya rencana untuk semua orang. Kami harus bekerja dan bersabar karena Anda tidak pernah tahu kapan waktu Anda. Hidup berubah dengan cepat.”
Tentang debut yang tidak pernah terjadi bersama Milan…
“Itu adalah pertandingan pertama saya dengan Milan. Mengenakan kaos itu untuk pertama kalinya adalah perasaan yang unik dan istimewa. Anda merasakan kehebatan klub di kulit Anda dan itu indah. Saya merasa seperti pahlawan super. Saya memainkan permainan itu dengan senyuman di wajah saya dan itu berjalan dengan baik.
“Saya memilih AC Milan karena proyek itulah yang paling meyakinkan saya dan saya berusaha belajar sebanyak mungkin. Saya harus berlatih dengan para juara dan idola. “Itu adalah mimpi,” katanya.
“Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan momen-momen itu. Saya merinding saat bus menuju San Siro. Melihat keluarga saya berada di tribun dan mendengar nama saya diteriakkan dari pengeras suara dan Curva Sud… Saya tidak akan pernah melupakannya.”
Hubungannya dengan Gattuso…
“Itu semua hanya kesalahpahaman. Minggu pertama dia tidak berbicara dengan saya, dia memperhatikan dan kemudian dia memanggil saya ke kantornya dan memuji keseriusan pekerjaan saya. Saya mendengarkan baik-baik nasihatnya.
“Dia banyak berbicara kepada saya dan saya sangat berterima kasih padanya. Waktu telah berubah. Setiap zaman mempunyai prosesnya masing-masing. Pada saat itu, tidak terpikirkan bagi seorang anak berusia 15 tahun untuk masuk ke tim utama, terutama di tim seperti AC Milan, yang memiliki skuat juara di setiap posisi.” tutupnya.