Giorgio Furlani, CEO AC Milan, berbicara tentang perannya, pengalaman masa lalu, dan visi masa depan klub dalam wawancara terbaru. Dalam konteks tantangan yang dihadapi Milan saat ini, Furlani memberikan wawasan tentang bagaimana klub berusaha mencapai ambisi mereka di bawah kepemilikan RedBird.
Kenangan Bersama Berlusconi
Furlani mengingat momen-momen berharga saat menyaksikan pertandingan Milan di stadion bersama ayahnya. Ia menceritakan pengalaman uniknya saat menonton final Liga Champions melawan Liverpool di Gurun Atacama, Chili, sebelum lulus dari Harvard Business School pada tahun 2007.
- Momen Bersejarah: ““Saya punya kenangan yang sangat kuat saat berada di stadion bersama ayah saya. Sebelum lulus dari Harvard Business School pada Mei 2007, saya pergi ke Amerika Selatan bersama beberapa teman sekelas. Hari itu, Milan sedang bertanding di final Liga Champions melawan Liverpool.“Jadi, di tengah Gurun Atacama di Chili, saya melakukan segala yang saya bisa untuk mencari televisi untuk menonton pertandingan. Itulah kemenangan terakhir kami di Liga Champions.”
Pengalaman dengan Yonghong Li
Furlani menjelaskan bagaimana ia terlibat dalam investasi di AC Milan saat Yonghong Li menjadi pemilik. Awalnya, ia skeptis tentang potensi keuntungan dari klub sepak bola, tetapi situasi yang dihadapi Li membuatnya tertarik.
- Kesempatan Investasi: “Saya berpikir, ‘Wah, ini sepertinya situasi di mana kita bisa mendapatkan laba atas investasi yang baik.’”
Namun, setelah Li gagal memenuhi komitmennya, Elliott Management mengambil alih klub, dan Furlani menyadari bahwa Milan tidak dikelola dengan baik.
- Kondisi Klub: “Mengatakan bahwa Milan dikelola dengan buruk adalah penghinaan terhadap perusahaan yang dikelola dengan buruk; perusahaan itu sama sekali tidak dikelola.”
Perbedaan Pendekatan Elliott dan RedBird
Furlani menjelaskan perbedaan antara pendekatan Elliott dan RedBird dalam mengelola klub. Elliott fokus pada restrukturisasi dan menghentikan kerugian, sementara RedBird berusaha meningkatkan tim untuk memajukan bisnis.
- Prioritas Berubah: “Bagi Elliott, prioritasnya adalah merestrukturisasi tim dan berhenti merugi. Bagi RedBird, prioritasnya adalah meningkatkan tim untuk memajukan bisnis.”
Fokus pada Kinerja di Lapangan
Furlani menekankan pentingnya kinerja di lapangan untuk keberlangsungan klub. Ia menyadari bahwa kesuksesan olahraga berhubungan langsung dengan pendapatan, terutama dari kompetisi Eropa.
- Tujuan Utama: “Kami tahu bahwa jika kami tidak memenangkan lebih banyak pertandingan, para penggemar akan berhenti datang dan kami tidak akan memiliki akses ke pendapatan dari kompetisi Eropa.”
Kesimpulan
Giorgio Furlani menghadapi tantangan besar sebagai CEO AC Milan, terutama dalam menavigasi ambisi klub di tengah tekanan untuk mencapai kesuksesan finansial dan olahraga. Dengan pengalaman masa lalu yang membentuk pandangannya, ia berkomitmen untuk membawa Milan ke arah yang lebih baik, dengan fokus pada kinerja di lapangan dan pengelolaan yang berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan ini akan sangat penting bagi masa depan klub dan hubungan mereka dengan para penggemar.