Francesco Camarda dan Dilema Milan: Dipinjamkan, Dimainin, atau Ditaruh di Etalase?

Francesco Camarda, Zlatan Ibrahimovic
Francesco Camarda, Zlatan Ibrahimovic

Musim 2024-25 telah menjadi perjalanan yang penuh liku bagi talenta muda AC Milan, Francesco Camarda. Laga Sabtu malam di San Siro bisa menjadi penutup simbolis dari babak ini, sekaligus penentu arah langkahnya ke depan, di tengah evaluasi cermat klub terhadap aset berharganya.

Jalan Berliku: Antara Monza, Milan Futuro, dan Tim Utama

Seperti dilaporkan La Gazzetta dello Sport, jika skenario berbeda terjadi pada Januari lalu, Camarda bisa saja memasuki lapangan San Siro mengenakan seragam merah putih Monza. Namun, takdir membawanya untuk sekali lagi mengenakan seragam kebanggaan merah hitam Milan. Pembicaraan dengan Monza, klub milik Fininvest yang dipimpin sahabat lama Adriano Galliani, sempat mengemuka sebagai alternatif dari pengembangan Camarda melalui Milan Futuro dan sesekali menembus tim utama.

Photo: acmilan.com

Galliani sendiri mengindikasikan kesepakatan hampir tercapai, “Ibra masih memanggil saya ‘bos’, tetapi setelah kami sepakat, ia mengatakan bahwa demi jalan hidup sang anak, lebih baik ia tetap di Milan. Saya harus menerimanya.” Keputusan ini, yang diambil oleh Rossoneri, kini menjadi bahan evaluasi, apakah itu langkah yang tepat. Ironisnya, baik Monza maupun Milan Futuro kemudian terdegradasi. Namun, terlepas dari seragam mana yang dikenakan, esensinya adalah Camarda seharusnya mendapatkan lebih banyak menit bermain.

Bacaan Lainnya

Ada “rasa tidak tuntas” yang membayangi musimnya. Pertumbuhan jelas terlihat – yang fisiologis di usianya dengan pengalaman minim – namun ia mungkin bisa lebih didukung dalam mengelola transisi antara tim utama dan tim kedua. Pihak klub, dari apa yang dipahami, masih merasa puas dengan jalur yang ditempuh dan melihat musim Camarda sebagai contoh sinergi antara kedua tim, dengan menit bermain keseluruhan bersama Futuro dinilai positif untuk perkembangannya.

Statistik dan Momen “Hampir Gol”

Di tim utama, Camarda mengumpulkan 190 menit yang tersebar dalam 12 penampilan (sembilan di liga dan tiga di Liga Champions). Debutnya di Liga Champions menjadikannya pemain Italia termuda dalam kompetisi tersebut, serta dalam sejarah Eropa bersama Milan. Sayangnya, gol debut belum tercipta. Sundulannya ke belakang saat melawan Clube Brugge dianulir karena offside, sementara saat melawan Red Star bola sepakannya memantul dari mistar gawang sebelum akhirnya dimasukkan oleh Abraham. Momen-momen itu bisa menjadi perayaan hebat, namun pertumbuhan seorang pemain berusia 17 tahun (ia berulang tahun ke-17 pada bulan Maret) lebih ditentukan oleh konsistensi menit bermain dan pengalaman.

Photo: acmilan.com

Bersama Milan Futuro di Serie C, ia mencatatkan 1.590 menit dalam 20 penampilan antara liga (18) dan Coppa Italia (dua), dengan torehan tujuh gol. Namun, ada dua faktor menonjol yang menjadi pertanyaan. Pertama, Francesco tidak dapat mengambil bagian dalam play-off degradasi melawan SPAL karena ia tidak memiliki jumlah penampilan yang cukup (diperlukan 25) di Serie C – padahal kehadirannya akan sangat berguna.

Faktor kedua, yang terkait dengan yang pertama, adalah Camarda tidak mampu mencapai jumlah penampilan tersebut karena ia sering dipanggil oleh pelatih sebelumnya, Fonseca, dan pelatih saat ini, Sergio Conceiçao, untuk tim utama. Masalahnya? Ia jarang dimainkan. Selama delapan pekan, Francesco tidak mendapatkan satu menit pun waktu bermain untuk kedua tim senior Futuro, setelah dipanggil oleh tim utama dan hanya berada di bangku cadangan dari awal hingga akhir. Total ia tampil 13 kali untuk Milan, tetapi jumlah total panggilannya jauh lebih tinggi: 25.

Masa Depan yang Penuh Pertimbangan

Photo: acmilan.com

Manajemen klub, termasuk peran penting dari figur seperti Igli Tare dalam perencanaan strategis, harus mengevaluasi dengan cermat cara mengelola Camarda musim depan. Akan menarik untuk mengetahui pemikiran mereka, terutama terkait level kompetisi Milan Futuro yang turun ke Serie D. Pertanyaannya, seberapa besar turun ke level amatir dapat membantu pertumbuhan Francesco?

Hipotesis lain adalah menempatkannya secara permanen dalam skuad tim utama, namun ini kembali memunculkan kekhawatiran akan minimnya waktu bermain. Dengan demikian, ide peminjaman bisa kembali menguat, dan Monza, seperti pada bulan Januari, bisa menjadi salah satu destinasi potensial. Sabtu malam bukan hanya sekadar laga penutup musim, tetapi juga bisa menjadi refleksi dari perjalanan kompleks seorang talenta muda yang masa depannya kini menjadi pertaruhan penting bagi strategi pengembangan pemain AC Milan di bawah arahan Sergio Conceiçao.


Ikuti terus perkembangan berita AC Milan dan analisis mendalam lainnya hanya di beritamilan.com.

Pos terkait