Uang bukanlah jaminan kesuksesan instan dalam sepak bola dan AC Milan kini sedang merasakan pahitnya kebenaran tersebut setelah investasi besar musim panas mereka seolah runtuh dalam semalam di Riyadh. Kegagalan di Supercoppa Italiana bukan hanya soal hilangnya trofi, melainkan terkuaknya kerapuhan dari strategi transfer klub.
Laporan dari MilanNews menyebutkan bahwa skuad Rossoneri kembali ke Italia dengan membawa lebih banyak tanda tanya daripada jawaban. Sorotan utama tertuju pada tiga pemain rekrutan termahal musim panas ini: Koni De Winter (€18 juta), Ardon Jashari (€35 juta), dan Christopher Nkunku (€37 juta).
Jika ditotal, “tulang punggung” baru ini menelan biaya €90 juta. Sayangnya, performa mereka di laga krusial melawan Napoli justru menjadi biang keladi kekalahan.
Koni De Winter: Pertahanan yang Bocor
Keputusan mengganti Malick Thiaw dengan De Winter kini terlihat sebagai blunder fatal. Bek asal Belgia ini terus melakukan kesalahan teknis yang merugikan tim.
- Rekor Buruk: Dalam dua laga terakhir, De Winter bertanggung jawab atas gol Sassuolo dan dua gol Napoli. Ia terlihat tak berdaya dan “diintimidasi” secara fisik oleh Rasmus Hojlund.
- Kebutuhan Mendesak: Performanya menegaskan mengapa Allegri sangat menginginkan bek tengah baru yang berpengalaman (nama Thiago Silva sempat disebut) untuk menambal lubang ini.
Ardon Jashari: Steril dan Membosankan

Kejutan Allegri menurunkan Jashari sebagai starter menggantikan Luka Modric justru menjadi bumerang. Gelandang seharga €35 juta ini gagal memberikan dampak di panggung besar.
- Miskin Kreativitas: Jashari bermain terlalu aman dengan umpan-umpan horizontal dan minim vertikalitas. Hal ini membuat permainan Milan menjadi steril dan mudah ditebak.
- Beban Modric: Ketidaksiapan Jashari berarti Luka Modric terpaksa harus bekerja lembur terus-menerus, meningkatkan risiko kelelahan dan penurunan performa sang veteran.
Christopher Nkunku: Simbol Tumpulnya Serangan
Di lini depan, Nkunku menjadi simbol dari apa yang salah dengan Milan saat ini. Investasi €37 juta tersebut belum membuahkan hasil yang sepadan.
- Buang Peluang: Ia menyia-nyiakan peluang serangan balik emas dengan menembak jauh ke atas tribun. Kontras sekali dengan Hojlund di kubu lawan—pemain yang dulu dikaitkan dengan Milan—yang justru tampil klinis dan mematikan.
Perasaan pasrah kini mulai menyelimuti para penggemar, seolah terbiasa melihat kesalahan elementer dari para pemain mahal ini. Milan harus segera menemukan solusi atau investasi €90 juta ini akan benar-benar terbuang sia-sia.
Ingin mentraktir penulis secangkir kopi? Silakan KLIK DISINI.




