Gianluigi Donnarumma menjadi salah satu pahlawan Paris Saint-Germain saat mereka berhasil mengamankan tempat di final Liga Champions. Kemenangan 2-1 atas Arsenal (agregat 3-1) memastikan langkah PSG ke partai puncak di Munich, di mana lawan yang sangat familiar bagi sang kiper telah menanti: Inter Milan asuhan Simone Inzaghi.
Reuni Penuh Gengsi: “Derby” Pribadi dan Pertemuan dengan Sahabat Lama
Bagi Donnarumma, final Liga Champions kali ini akan memiliki makna lebih. Pertemuan dengan Inter Milan akan menjadi semacam “derby” pribadi, mengingat rivalitas klub tersebut dengan mantan timnya, AC Milan.
Kiper yang mencatatkan diri sebagai debutan termuda kedua di Serie A pada usia 16 tahun 242 hari di bawah asuhan Sinisa Mihajlovic ini, kini akan bermain di panggung terbesar sepak bola klub Eropa.
“Mamma mia, saya sudah memikirkannya. Ini akan sangat menarik,” ungkap Donnarumma kepada Prime Video setelah pertandingan, seperti dikutip MilanNews, mengenai prospek menghadapi Inter.
“Saya akan bertemu dengan banyak rekan setim dan teman-teman saya, pelatih kiper lama saya Spinelli. Kami berbicara hampir setiap hari.”
Ia juga mengakui kualitas lawan: “Saya mengenal mereka, ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit dan sangat indah.” Meskipun kepergiannya dengan status bebas transfer ke Paris masih terasa menyakitkan bagi banyak pendukung Rossoneri, fokusnya kini adalah membawa PSG meraih kejayaan.
Adaptasi di Paris, Masa Depan Kontrak, dan Kekompakan Tim Pasca-Mbappé
Perjalanan Donnarumma di PSG tidak selalu mulus. Ia mengakui adanya tantangan di awal kepindahannya. “Tidak mudah karena berbagai alasan: bahasa, kota baru, itu rumit tetapi sekarang semua orang mencintai saya dan saya bahagia,” ujarnya.
Mengenai masa depannya di klub, dengan kontrak yang tersisa satu tahun, Donnarumma menyerahkan keputusan kepada klub. “Saya masih memiliki satu tahun tersisa di kontrak saya, masih ada waktu untuk membicarakan pembaruan. Saya tahu bagaimana perasaan saya di sini, pilihan sepenuhnya ada di tangan klub: yang tersisa hanyalah menandatangani kontrak.”
Ia juga menyoroti perubahan positif dalam semangat tim setelah kepergian Kylian Mbappé. “Semangat telah berubah, kami lebih seperti tim: kami bermain untuk satu sama lain. Kami merindukan Kylian, dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia, tetapi saya mendoakan yang terbaik untuknya karena dia adalah teman yang baik.” Donnarumma menambahkan, “Tim ini sangat kompak, kami sangat baik bersama. Kami memenangkan Kejuaraan Eropa seperti ini [bersama Italia], ini membuat perbedaan di semua tim.” tutupnya.
Jadi Milanisti, jika Donnarumma sukses mengalahkan Inter di final Liga Champions, apakah kamu akan memaafkan kesalahannya di masa lalu?