Curva Sud Pasang Spanduk untuk Inter: ‘Besok Semuanya ke Psikolog’

Seperti yang telah menjadi semacam tradisi dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah rival sekota mereka, Inter Milan, mengalami kekalahan di partai puncak kompetisi Eropa, kelompok suporter AC Milan, Curva Sud, kembali “menyambut” kepulangan Inter dari perjalanan mereka dengan cara yang khas dan penuh sindiran. Kekalahan telak dan memalukan yang baru saja dialami Inter di final Liga Champions menjadi sasaran empuk ejekan dari para pendukung setia I Rossoneri.

Aksi ini mengingatkan pada kejadian serupa dua tahun lalu. Kali ini, pesan yang disampaikan tak kalah pedas dan langsung menusuk.

Inter Dipermalukan PSG di Final Liga Champions, Curva Sud Bereaksi

Final Liga Champions musim 2024-2025 yang baru saja dilangsungkan di Munich, Jerman, pada akhir pekan lalu, memperlihatkan dominasi absolut dari Paris Saint-Germain (PSG) yang berhasil menggilas Inter Milan. Tim asal Italia tersebut harus menelan pil pahit setelah dipermalukan dengan skor yang sangat mencolok, 5-0, sebuah margin kekalahan yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah penyelenggaraan partai final kompetisi antarklub Eropa.

Bacaan Lainnya
(Foto: Inter.it)

Kekalahan yang sangat menyesakkan ini bagi kubu Nerazzurri terjadi hanya berselang dua tahun setelah mereka juga harus mengakui keunggulan lawan di laga puncak kompetisi yang sama. Kala itu, pada final yang berlangsung di Istanbul, Inter Milan harus takluk dari Manchester City dengan skor tipis 1-0 berkat gol tunggal yang dicetak oleh Rodri.

Tradisi Menyindir Rival: Spanduk Pedas Terpasang di Gerbang San Siro

Curva Sud Milan, sebagai salah satu kelompok suporter paling vokal dan militan, dikenal tidak pernah melupakan momen-momen penting seperti ini dan juga tidak pernah melewatkan satu pun kesempatan untuk menertawakan serta menyindir rival abadi mereka tersebut, terutama saat Inter mengalami kegagalan. Seperti yang pernah mereka lakukan setelah final di Istanbul dua tahun silam, aksi serupa kembali terulang dengan cepat pasca kekalahan telak Inter dari PSG di Munich baru-baru ini.

Sebuah spanduk sindiran yang sangat pedas dan menohok kemudian diketahui telah muncul terpasang di salah satu gerbang Stadion San Siro, markas bersama kedua klub kota Milan. Spanduk tersebut dengan sangat jelas ditujukan untuk mengejek dan merayakan kegagalan Inter Milan dalam upaya mereka untuk kembali meraih trofi prestisius Liga Champions.

Isi dari spanduk yang dipasang oleh Curva Sud tersebut berbunyi: “Tidak ada gelar. Kemarin Istanbul, hari ini Munich, besok semuanya ke psikolog.” Pesan satir ini secara gamblang merujuk pada dua kegagalan beruntun Inter Milan di partai final Liga Champions dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, yang tentunya menjadi luka mendalam bagi para pendukung mereka.

Dalam spanduk tersebut tertulis Monaco, namun itu bukanlah kesalahan karena kata Monaco adalah penyebutan kota Munich dalam bahasa Italia. Dalam pelafalan sehari-hari, untuk membedakan dengan kota Monaco Prancis, orang Italia biasanya menambahkan Monaco di Baviera yang merujuk pada wilayah di Jerman.

Perspektif Penulis:

Aksi pemasangan spanduk oleh Curva Sud ini adalah cerminan klasik dari panasnya rivalitas antara AC Milan dan Inter Milan, sebuah tradisi saling ejek yang telah berlangsung turun-temurun. Bagi para pendukung Milan, momen kegagalan besar rival sekota, seperti kekalahan telak 0-5 Inter dari PSG di final Liga Champions, tentu menjadi semacam “hiburan” tersendiri, terutama mengingat Milan sendiri baru saja mengakhiri musim 2024-2025 dengan finis di peringkat kedelapan dan tanpa tiket ke kompetisi Eropa. Sindiran pedas ini seolah menjadi pelipur lara sementara bagi Milanisti di tengah upaya klub mereka sendiri untuk membangun kembali kekuatan di bawah arahan pelatih baru Massimiliano Allegri dan Direktur Olahraga Igli Tare.

Meskipun terkadang melewati batas sportivitas bagi sebagian orang, psywar dan adu kreativitas dalam menyindir antar suporter ini adalah bagian tak terpisahkan dari kultur sepak bola Italia, khususnya Derby della Madonnina. Spanduk “besok semuanya ke psikolog” adalah level sindiran baru yang menunjukkan betapa dalam dan sengitnya persaingan ini. Bagi I Rossoneri, ini mungkin juga menjadi pengingat akan standar tinggi yang harus mereka capai kembali agar bisa menjadi pihak yang merayakan, bukan hanya yang menyindir.


Terus setia bersama kami di Beritamilan.com untuk mendapatkan update berita AC Milan yang diulas secara lebih mendalam setiap harinya.

Pos terkait