Mentor Massimiliano Allegri, Giovanni Galeone, kembali angkat bicara. Ia memberikan beberapa komentar yang sangat menarik. Ia membahas masa lalu, masa kini, dan masa depan pelatih AC Milan tersebut. Galeone juga memberikan analisisnya terhadap skuad Rossoneri saat ini.
Ia mengungkap beberapa cerita di balik layar yang belum pernah terdengar sebelumnya.
Analisis Skuad: Pertahanan Tidak Meyakinkan
Galeone berbicara kepada La Repubblica. Ia mengaku berharap Milan merekrut Allegri lebih cepat. Ia menilai skuad saat ini sudah dibangun dengan baik, terutama dari lini tengah ke atas. Namun, ia punya satu kekhawatiran besar.
“Saya berharap mereka akan merekrutnya di Milan setelah Fonseca; akan menjadi kesalahan besar jika tidak melakukannya. Di Milan ini, yang dibangun dengan baik dari lini tengah ke atas, justru pertahanan yang tidak meyakinkan saya, baik sebagai unit maupun sebagai individu: di sana, Max membutuhkan waktu dan mungkin tenaga.”
DNA Taktik Seorang Allegri
Galeone kemudian membedah filosofi taktik anak didiknya. Ia membandingkannya dengan pelatih Bologna, Vincenzo Italiano. Menurutnya, keduanya memiliki ide yang sangat berlawanan.
“Gasperini juga mengatakan hal ini kepada saya ketika ia memiliki Ilicic dan Papu di sana: biarkan mereka berlari bebas dan cepat atau lambat bek akan terpancing. Italiano banyak menekan dengan bek sayap dan membangun serangan dari pertahanan; Allegri hampir tidak pernah menyerang dengan bek sayap, dan celakalah siapa pun yang melakukannya dengan bek tengah; ia lebih suka memasukkan gelandang tengah, dan itulah mengapa Milan merekrut Rabiot.”
“Dia mempelajarinya di Pescara. Saya menuntut banyak gol dari para gelandang, dan bersama saya, Max mencetak 12 gol.”
Kisah Penolakan Arsenal, PSG, dan Ambisi Terbesar
Hal paling mengejutkan datang dari cerita masa lalu Allegri. Galeone mengungkap beberapa penolakan besar yang pernah dilakukan Allegri. Ia ternyata pernah menolak tawaran dari Arsenal dan Paris Saint-Germain.
“Saya bilang padanya, ambil Xhaka, dan dia menjawab, ‘Dia terlalu lambat.’ Saya tidak pernah memaafkan Max karena menolak Arsenal; itu adalah proyek yang hebat. Dia bahkan menolak PSG; dia bercerita kepada saya bahwa menang di Prancis terlalu mudah baginya; Ia menganggapnya sebagai kejuaraan untuk para bujangan dan pria yang sudah menikah.”
“Petrucci sudah membicarakannya kepada saya ketika ia masih di CONI, tetapi sebelum tim nasional, Max hanya memikirkan satu hal: Liga Champions.”
Wawancara Giovanni Galeone ini melukiskan potret yang jelas tentang seorang Massimiliano Allegri. Ia adalah pelatih dengan DNA taktis yang khas dan ambisi yang membara untuk menaklukkan Eropa. Penolakannya terhadap Arsenal dan PSG menunjukkan standar tinggi yang ia tetapkan untuk dirinya sendiri.
Kini, tantangan terbesar bagi I Rossoneri adalah membangun tim, terutama di lini pertahanan, yang cukup kuat untuk mendukung ambisi besar pelatihnya meraih trofi Liga Champions.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.
