Begini Cara Cerdik AC Milan ‘Paksa’ Klub Lain Jual Pemain

AC Milan kembali mengandalkan sebuah strategi yang sudah sangat familiar di bursa transfer. Pendekatan ini berpusat pada satu elemen kunci, yaitu menggunakan keinginan pemain sebagai alat tawar utama.

Contoh teranyar adalah saga transfer Ardon Jashari, di mana Milan terlebih dahulu mengamankan kesepakatan personal dengan sang pemain. Langkah ini secara efektif membangun tekanan pada Club Brugge untuk melepasnya dengan harga yang masuk akal.

Pola yang Terbukti Sukses

Metode “pemain-dulu” ini bukanlah hal baru bagi manajemen I Rossoneri. Strategi serupa telah terbukti berhasil mendatangkan banyak pemain penting dalam beberapa musim terakhir.

Dari Charles De Ketelaere dan Tijjani Reijnders, hingga rekrutan di era yang lebih baru seperti Strahinja Pavlovic dan Emerson Royal, polanya selalu sama. Para direktur mengunci kesepakatan dengan pemain terlebih dahulu, baru kemudian bernegosiasi dengan klubnya.

Bacaan Lainnya

Membangun Keunggulan Kompetitif

Dengan meraih persetujuan dari pemain, Milan menciptakan situasi di mana klub penjual dihadapkan pada risiko mempertahankan pemain yang tidak puas. Daya tawar inilah yang seringkali berujung pada potongan harga yang signifikan di akhir negosiasi.

Strategi ini menjadi krusial bagi Il Diavolo Rosso untuk bersaing dengan kekuatan finansial klub lain, terutama dari Premier League. Kasus De Ketelaere, yang menolak tawaran lebih besar dari Leeds United demi Milan, adalah bukti nyata kekuatan pendekatan ini.

Perspektif Penulis: Strategi Cerdas Namun Berisiko

Strategi ini adalah sebuah langkah negosiasi yang cerdas dan sangat pragmatis, sesuai dengan realitas finansial Milan. Ini memungkinkan klub untuk mendapatkan talenta yang mungkin mustahil direbut jika hanya mengandalkan kekuatan uang semata.

Meskipun begitu, pendekatan ini juga memiliki risiko, yaitu potensi merusak hubungan dengan klub lain jika dilakukan secara agresif. Keberhasilan formula ini sangat bergantung pada kekuatan dan daya tarik merek Milan itu sendiri, yang harus mampu meyakinkan pemain untuk memilih proyek olahraga di atas tawaran finansial yang lebih mewah.


Jika kamu menikmati tulisan ini, kamu bisa membelikan admin secangkir kopi dengan cara klik di sini.

Pos terkait