Musim 2024/25 menjadi salah satu musim terburuk dalam sejarah I Rossoneri, dengan kegagalan total di liga domestik dan kompetisi Eropa. Situasi ini memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk legenda klub, Arrigo Sacchi, yang berbagi pandangannya mengenai langkah-langkah yang harus diambil Milan untuk membangun kembali kejayaan mereka.
Musim Penuh Kegagalan
Dengan absennya Milan di Liga Champions musim depan, jelas bahwa proyek yang dibangun sejak awal musim telah gagal. Ketidakpuasan pendukung mencapai puncaknya, seperti yang ditunjukkan oleh keputusan Curva Sud untuk memboikot 15 menit pertama pertandingan melawan Lazio.
Sacchi, dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport, mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen klub dan memberikan saran tentang bagaimana AC Milan dapat keluar dari krisis ini.
Kritik Terhadap Manajemen dan Pelatih
Sacchi tidak ragu untuk menyoroti keputusan-keputusan buruk yang dibuat oleh manajemen Milan sepanjang musim ini. Menurutnya, masalah utama adalah kurangnya visi dan konsistensi dalam membangun tim.

Pandangan Sacchi tentang Situasi Pelatih
“Saya tidak berpikir klub melihat masa depan bersama Sergio Conceição, tetapi itulah kesan saya sebagai pengamat eksternal,” ujar Sacchi.
Ia juga mengkritik keputusan manajemen yang:
- Awalnya mengincar Julen Lopetegui, tetapi menolak karena tekanan dari para penggemar.
- Beralih ke Paulo Fonseca, yang akhirnya dipecat setelah beberapa bulan.
- Mendatangkan Sergio Conceição, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Sacchi menegaskan bahwa Milan gagal menjadi sebuah tim, terlepas dari pergantian pelatih dan perekrutan pemain baru.
Apa yang Salah di Milan?
Menurut Sacchi, kegagalan Milan terletak pada kurangnya ide yang jelas di level manajemen. Ia menjelaskan bahwa untuk membangun tim yang sukses, klub harus memiliki visi yang kuat dan mampu menyampaikannya kepada pelatih dan pemain.
Sacchi membandingkan situasi Milan saat ini dengan masa kepemimpinan Silvio Berlusconi, ketika ia dipekerjakan sebagai pelatih.
“Berlusconi mengatakan kepada saya bahwa ia ingin menang dan meyakinkan melalui permainan yang spektakuler. Saya menjelaskan visi saya, dan ia mendukung saya setiap saat.”
Sacchi mencontohkan bagaimana ia meminta pemain seperti Ancelotti, yang saat itu diragukan karena masalah fisik, namun akhirnya menjadi kunci sukses Milan. Keberanian dalam mengambil keputusan, menurutnya, menjadi faktor penting yang hilang di Milan saat ini.
Apa Langkah Selanjutnya?
Sacchi menyarankan Milan untuk memulai dari awal dengan pendekatan yang lebih terstruktur:
- Direktur Olahraga Baru
Posisi ini harus diisi oleh seseorang yang memiliki visi jangka panjang dan mampu merancang strategi perekrutan yang tepat. - Pelatih dengan Filosofi yang Jelas
Pelatih baru harus dipilih berdasarkan kesesuaian dengan visi klub, bukan hanya karena nama besar. - Pemain yang Tepat untuk Sistem
Milan perlu merekrut pemain yang sesuai dengan filosofi permainan yang ingin diterapkan, bukan hanya berdasarkan popularitas atau harga pasar. - Kembalikan Identitas Milan
Sacchi menekankan pentingnya mengembalikan “Milanisme” di klub, yaitu semangat, gaya bermain, dan kebanggaan yang pernah menjadi ciri khas Il Diavolo Rosso.

Kesimpulan
Musim panas mendatang akan menjadi momen krusial bagi I Rossoneri. Dengan kemungkinan pergantian pelatih dan perombakan besar-besaran di level manajemen, Milan harus memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil kali ini didasarkan pada visi yang jelas dan terarah.
Seperti yang dikatakan Sacchi, AC Milan tidak hanya membutuhkan pemain dan pelatih baru, tetapi juga ide-ide besar yang dapat mengembalikan mereka ke puncak sepak bola Italia dan Eropa. Jika tidak, kegagalan musim ini hanya akan menjadi awal dari keterpurukan yang lebih dalam.