Ariedo Braida: Milan Ini Membuatku ‘Muak’ dan ‘Sedih’, Memecat Maldini ‘Tak Termaafkan’!

Braida
Photo: STUDIO BUZZI SRL

Mantan direktur olahraga AC Milan, Ariedo Braida, mengungkapkan pandangannya yang tajam tentang situasi terkini di klub yang pernah ia bantu bangun menjadi salah satu raksasa sepak bola dunia.

Dalam wawancaranya dengan SoFoot, Braida mengkritik keras manajemen Milan, menyebut bahwa klub saat ini tengah mengalami “krisis identitas” yang disebabkan oleh kesalahan besar dalam pengelolaan selama bertahun-tahun.

Sebagai sosok yang memimpin Milan selama hampir tiga dekade dalam masa kejayaan mereka, komentar Braida membawa bobot yang signifikan. Ia menyampaikan rasa kecewa mendalam terhadap kondisi klub, yang menurutnya tidak hanya kehilangan arah tetapi juga jiwa yang pernah membuat Rossoneri menjadi ikon sepak bola dunia.


1. Krisis Identitas dan Kurangnya Kepemimpinan

Braida menyoroti bahwa Milan saat ini adalah klub tanpa identitas yang jelas, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ia menyebutkan bahwa ketidakstabilan manajemen, perubahan pelatih yang terlalu sering, dan perombakan skuad yang konstan telah menciptakan lingkungan yang tidak mendukung perkembangan tim.

“Melihat Milan dalam keadaan ini membuat saya merasa muak. Klub terlalu tidak stabil, tidak ada arah yang jelas, pelatih datang dan pergi, dan skuad berubah setiap tahun.”

Ia juga menekankan bahwa Milan saat ini tidak memiliki sosok pemimpin yang kuat, baik di jajaran manajemen maupun di lapangan. Kehadiran figur seperti Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani di masa lalu memberikan arah yang jelas bagi klub, sesuatu yang menurut Braida kini hilang.

“Yang hilang adalah kepemimpinan, orang kuat seperti Berlusconi. Dengan dia dan Galliani, ada arah yang jelas.”


2. Pemain Berbakat Tapi Tanpa Pemimpin

Meskipun mengakui bakat luar biasa dari pemain seperti Rafael Leão, Mike Maignan, dan Theo Hernandez, Braida menilai bahwa mereka tidak memiliki konsistensi dan kepribadian untuk menjadi pemimpin yang dapat membawa tim maju.

“Mereka adalah pemain berbakat, tetapi mereka bukanlah pemimpin yang dapat menyatukan tim dan mendorongnya maju. Tidak seorang pun di Milan yang menjadi pemimpin saat ini.”

Menurut Braida, Milan membutuhkan pemain dengan karakter dan kepribadian yang kuat, serta lebih banyak pemain Italia untuk menciptakan identitas yang lebih solid, seperti yang dilakukan Inter Milan.

“Saya akan mendatangkan 4-5 pemain Italia. Ini memungkinkan Anda untuk menciptakan identitas, dan kemudian saya akan mendatangkan pemain dengan karakter dan kepribadian, itu yang terpenting.”

 

Rafael Leao dan Paolo Maldini
Photo: acmilan.com

3. Kesalahan Besar: Pemecatan Paolo Maldini

Salah satu kritik terkeras Braida ditujukan pada keputusan Milan untuk berpisah dengan Paolo Maldini, yang menurutnya adalah kesalahan besar. Braida menganggap Maldini sebagai simbol Milan sejati yang bekerja dengan baik untuk klub, dan pemecatannya dilakukan dengan cara yang tidak dapat dimaafkan.

“Memecat Maldini adalah kesalahan besar, dan memecatnya dengan cara yang tidak dapat dimaafkan. Maldini adalah legenda yang bekerja dengan sangat baik dan mewakili institusi dengan sebaik-baiknya.”

Ia juga menilai bahwa Zlatan Ibrahimovic, yang kini berada di jajaran direksi, belum memiliki keterampilan dan pengalaman yang cukup untuk menjadi sosok kuat di manajemen klub.

“Ibrahimovic bukanlah titik acuan, orang yang kuat. Ia belum memiliki keterampilan dan pengalaman untuk menjadi orang yang mampu mengelola klub; ia hanya seorang komunikator.”


4. Pentingnya Kontinuitas dan Stabilitas

Braida menekankan bahwa untuk membangun tim yang kompetitif dan ambisius, Milan membutuhkan kontinuitas. Ia mengkritik kebiasaan klub yang terlalu cepat mengganti pelatih dan merombak skuad, yang menurutnya hanya menciptakan ketidakstabilan.

“Untuk menjadi ambisius, diperlukan kontinuitas, misalnya, dengan mengizinkan pelatih bekerja selama 2-3 tahun, sepuluh tahun jika memungkinkan.”


Kesimpulan

Komentar Ariedo Braida mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap arah yang diambil AC Milan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyoroti bahwa krisis identitas klub ini adalah hasil dari kesalahan strategis yang dilakukan secara berulang, termasuk kurangnya kepemimpinan, perombakan skuad yang konstan, dan keputusan kontroversial seperti pemecatan Paolo Maldini.

Braida percaya bahwa untuk kembali ke puncak, Milan harus fokus pada menciptakan stabilitas, mendatangkan pemain dengan karakter kuat, dan membangun identitas yang lebih solid dengan melibatkan lebih banyak pemain Italia.

Apakah Milan akan mendengarkan suara dari salah satu arsitek kesuksesan mereka di masa lalu? Hanya waktu yang akan menjawab.

Pos terkait