Jurnalis senior Franco Ordine melontarkan kritik keras. Ia mengomentari struktur manajemen AC Milan. Menurutnya, hierarki klub masih terpecah menjadi beberapa faksi. Perpecahan ini merugikan proses pengambilan keputusan. Ia bahkan menyebutnya sebagai sebuah ‘virus beracun’.
Meskipun Igli Tare dan Massimiliano Allegri telah datang, pertanyaan yang sama tentang kesolidan internal klub masih terus diajukan.
Format ‘Tanggung Jawab Bersama’ yang Gagal
Ordine menulis kolom kritis untuk MilanNews. Ia menilai format operasi klub dengan ‘tanggung jawab bersama’ saat ini tidak efektif. Ia melihat adanya beberapa kubu yang saling bertentangan di dalam jajaran petinggi.
“Konsensus kolektif terus menunjukkan ‘kebingungan’ di tingkat korporat karena Milan terus mendukung format operasi tanggung jawab bersama, yang tidak mendukung satu blok; melainkan, justru mengulangi kritik terhadap perpecahan menjadi beberapa kubu,” ujarnya.
Kasus Gimenez sebagai Bukti Nyata

Ia menggunakan situasi Santiago Gimenez sebagai bukti utama dari klaimnya. Komentar dari ayah sang pemain menunjukkan adanya perbedaan pendapat yang jelas. Ada kubu Igli Tare, dan ada juga kubu Zlatan Ibrahimovic serta Massimiliano Allegri.
“Baca ulang kata-kata ayah Gimenez, yang mempermasalahkan Tare atas pengumuman kemungkinan pertukaran pemain beberapa menit sebelum Lecce-Milan dan dengan yakin melaporkan, ‘Ibrahimovic turun tangan pada hari Senin…'”
Mengulang Sejarah Kelam
Ordine khawatir situasi ini mengulang sejarah kelam I Rossoneri. Ia membandingkannya dengan periode perpecahan di bawah kepemimpinan Silvio Berlusconi. Ia juga merasa bantahan dari para direktur tidak cukup untuk meredakan isu ini.
“Saya yakin bahwa membiarkan skenario ini berlalu bukan hanya kesalahan internal, tetapi juga kesalahan eksternal, dan bahwa hasil paling negatif terjadi selama periode perpecahan Milan di bawah Berlusconi menjadi dua faksi.”
“Tare dan Allegri telah berusaha menyangkal kenyataan ini tanpa hasil. Ini pertanda bahwa diperlukan lebih dari beberapa pernyataan.”
Kritik tajam dari Franco Ordine ini menjadi pengingat serius bagi Il Diavolo Rosso. Proyek ‘restart’ yang ambisius dengan mendatangkan 10 pemain baru membutuhkan fondasi yang solid dan visi yang tunggal dari jajaran manajemen.
Jika perpecahan internal ini benar adanya dan terus berlanjut, maka potensi skuad baru yang menjanjikan ini bisa terancam gagal sebelum sempat benar-benar dimulai.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.





