Menjelang jendela transfer musim panas, momok kepergian pemain bintang kembali menghantui AC Milan. Sebuah situasi yang, menurut MilanNews, sudah menjadi santapan tahunan bagi para Milanisti, namun kini terasa lebih getir dan penuh tanda tanya terhadap arah kebijakan klub di bawah RedBird Capital.
Titik Balik Penjualan Tonali dan Suara Kritis Boban
Selama bertahun-tahun, Milanisti relatif bisa bernapas lega. Sejak Milan kembali menunjukkan taringnya di kancah kompetitif, tak ada satu pun pemain pilar dari tim utama yang dilego pada bursa transfer musim panas.
Tradisi ini patah pasca pemecatan Paolo Maldini pada musim panas 2023. Momen itulah yang membuka pintu bagi Newcastle United untuk memboyong Sandro Tonali, sebuah penjualan yang, mengesampingkan isu larangan bermain sang pemain, menandai kali pertama dalam beberapa tahun seorang bintang Milan dilepas ke klub luar.
Apakah ini berarti para pemain kunci Milan sebelumnya luput dari radar klub-klub besar Eropa? Sama sekali tidak. Zvonimir Boban, dalam wawancara terbarunya dengan Andrea Longoni, memberikan perspektif tajam mengenai hal ini, khususnya terkait penjualan Tonali.
“Dan masalah Tonali berdampak besar, Paolo [Maldini] tidak akan pernah melepaskannya. Kami melihat perbedaan 70 juta, saya tidak tahu berapa tepatnya. Banyak uang tetapi seharusnya tidak pernah sampai ke Milan karena Tonali seharusnya tidak meninggalkan Milan,” tegas Boban, menyiratkan bahwa ada pertimbangan non-finansial yang seharusnya lebih diutamakan.
Reijnders dan Pulisic: Dilema Baru dan Tuntutan Jaminan
Kini, alarm kembali berbunyi lebih kencang. Laporan mengenai minat konkret Manchester City terhadap Tijjani Reijnders, ditambah dengan keinginan Christian Pulisic untuk mendapatkan kejelasan mengenai rencana klub untuk musim depan, menjadi pusat perhatian.
Pertanyaan mendasar pun muncul: apakah penjualan Tonali adalah sebuah preseden, atau sebuah anomali? Apakah uang yang diperoleh dari penjualan tersebut telah diinvestasikan dengan bijak untuk memperkuat tim?
Saatnya bagi manajemen klub untuk menawarkan jaminan konkret. Jika Milan memiliki ambisi olahraga yang serius, terutama setelah dua musim di mana rival sekota, Inter, merayakan Scudetto di depan mata mereka dan bahkan mencapai final Liga Champions, maka mempertahankan pemain-pemain terbaik adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.
Lebih dari Sekadar Bertahan: Menciptakan Ekosistem Juara
Tidak hanya mempertahankan, para bintang ini harus ditempatkan dalam kondisi yang memungkinkan mereka mengeluarkan potensi terbaik, didukung oleh pemain-pemain berkualitas di sekitar mereka. Kemungkinan besar, inilah jaminan yang dicari oleh Reijnders dan Pulisic.
Selama bertahun-tahun, narasi dari Casa Milan adalah tentang klub yang sehat secara finansial, mandiri, dan memiliki neraca keuangan yang patut ditiru. Kini, para petinggi yang kerap menepuk dada atas pencapaian finansial tersebut harus membuktikan bahwa mereka juga mampu membangun tim yang kompetitif secara berkelanjutan di level tertinggi.
Ujian Sesungguhnya bagi RedBird Capital
Sangat mudah untuk menambal sulam kegagalan lolos ke Liga Champions atau kegagalan pilihan olahraga dengan menjual aset berharga. Siapa pun bisa melakukannya. Namun, di masa-masa sulit dan penuh tekanan inilah karakter sebuah manajemen diuji. Mereka yang layak dihargai adalah yang mampu bertanggung jawab dan menunjukkan visi jangka panjang.
Tijjani Reijnders adalah aset krusial. Seorang gelandang yang mampu mencetak 15 gol dalam semusim (dan angka ini berpotensi terus bertambah) adalah komoditas langka di sepak bola Eropa.
Menjualnya bukan hanya akan menjadi sebuah “gol bunuh diri” strategis, tetapi juga demonstrasi lebih lanjut bahwa RedBird Capital mungkin belum sepenuhnya memahami esensi dan tanggung jawab besar dalam memiliki serta mengelola klub sepak bola dengan sejarah dan basis penggemar sebesar AC Milan.
Kini, bola ada di tangan para pengambil keputusan. Apakah mereka akan memilih jalan pintas finansial, atau membangun fondasi yang kokoh untuk kejayaan jangka panjang? Bursa transfer musim panas ini akan menjadi jawaban sekaligus ujian sesungguhnya.