Berita AC Milan – AC Milan mencatat kemenangan penting 3-2 atas Slovan Bratislava pada laga tandang Liga Champions, Rabu dini hari kemarin.
Meskipun berhasil memperpanjang tren positif di kompetisi Eropa, performa Rossoneri kembali menunjukkan celah besar, terutama di lini pertahanan dan strategi permainan.
Dalam artikel ini, tim Beritamilan.com mengupas lima pelajaran penting dari laga tersebut.
1. Rotasi Berlebihan, Strategi Kurang Matang
Paulo Fonseca kembali melakukan rotasi besar-besaran dengan mengganti sejumlah pemain kunci. Akibatnya, Milan terlihat seperti “mesin cuci” yang berputar tanpa arah. Keduanya, Tijjani Reijnders dan Youssouf Fofana, menjadi satu-satunya pemain yang konsisten tampil, menciptakan sedikit stabilitas di lini tengah.
Namun, di lini belakang, eksperimen pasangan bek tengah baru terus berlanjut, dengan Emerson Royal bahkan tidak dimainkan. Akibatnya, Milan kebobolan dua gol dari tim yang sebelumnya hanya mencetak dua gol dalam empat pertandingan.
2. Sayap yang Gagal Mengancam
Davide Calabria, yang kembali bermain setelah pulih dari cedera, tampak belum mencapai kebugaran maksimal. Penampilannya kurang tajam baik saat bertahan maupun menyerang. Di sisi lain, Theo Hernandez juga menunjukkan performa yang jauh di bawah standar terbaiknya, meskipun lebih solid di lini pertahanan.
Sementara itu, Noah Okafor dan Samuel Chukwueze gagal memberikan kontribusi signifikan. Meski aktif menerima bola, mereka sering kehilangan momentum karena keputusan yang ceroboh, membuat serangan AC Milan terasa tumpul.
3. Pertahanan Rawan, Masalah Lama Terulang
Gol pertama Slovan Bratislava terjadi akibat positioning yang buruk dalam situasi bola mati, memberikan ruang bagi serangan balik cepat. Sedangkan gol kedua tercipta karena kelalaian kolektif dalam membersihkan bola, memberi Nino Marcelli kesempatan untuk mencetak gol spektakuler.
Masalah ini telah berulang sejak awal musim, dan Fonseca harus segera menemukan solusi. Dengan pertahanan seperti ini, Milan rentan menghadapi tim mana pun, tidak peduli seberapa lemah lawannya.
4. Fonseca di Bawah Tekanan
Meski meraih kemenangan, tekanan terhadap Paulo Fonseca semakin besar. AC Milan kesulitan menciptakan peluang berarti melawan tim yang berada di dasar klasemen Liga Champions. Lambatnya pergerakan bola, kurangnya kreativitas, dan lemahnya koordinasi pertahanan memperburuk citra tim.
Meskipun perjalanan Eropa Milan terus berlanjut, performa domestik yang buruk dan ketidakmampuan untuk tampil konsisten membuat posisi Fonseca kian rapuh.
5. Harapan atau Kegagalan?
Milan memang masih berada di jalur Liga Champions, tetapi banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan jadwal berat menanti, termasuk pertandingan melawan Manchester City di fase grup, Fonseca perlu memperbaiki kekurangan strategis timnya jika ingin bertahan sebagai pelatih.
Ikuti terus berita harian AC Milan di beritamilan.com untuk kabar terbaru dan analisis mendalam seputar perjalanan Rossoneri di Liga Champions maupun Serie A.