AC Milan: Kekalahan di Belanda dan Masalah yang Terus Berulang

Photo: acmilan.com

AC Milan kembali menelan kekalahan tipis 1-0 dari Feyenoord di leg pertama play-off Liga Champions, dan hasil ini menyoroti masalah yang terus menghantui Rossoneri sepanjang musim.

Kekalahan tersebut bukan hanya soal skor, tetapi juga pola permainan yang menunjukkan bahwa Milan gagal belajar dari kesalahan sebelumnya.


Masalah Utama yang Terulang

Menurut analisis dari Gazzetta dello Sport, ada empat masalah utama yang terus muncul dalam permainan Milan, yang membuat mereka sulit bersaing di level tertinggi Eropa.

  1. Kurangnya Sikap dan Intensitas di Eropa
    • Milan kembali menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki sikap yang dibutuhkan untuk bersaing di kompetisi Eropa. Meski kualitas individu pemain cukup baik, intensitas dan mentalitas yang diperlukan untuk menghadapi tim-tim tangguh seperti Feyenoord tidak terlihat.
    • Dalam pertandingan ini, Milan tampak pasif dan tidak mampu mengimbangi energi serta determinasi yang ditunjukkan oleh lawan.
  2. Ide Permainan yang Tidak Jelas
    • Rencana permainan Milan terlihat membingungkan dan kurang efektif. Sementara Feyenoord bermain dengan pendekatan sederhana tetapi efisien, Milan tampak kesulitan menemukan ritme dan arah dalam serangan mereka.
    • Hal ini membuat Milan terlihat “malas dan membosankan,” seperti yang disebutkan oleh laporan tersebut. Kritik ini mungkin terdengar keras, tetapi adil mengingat pola permainan Milan yang sering kehilangan kreativitas dan urgensi.
Photo: acmilan.com
  1. Kesalahan yang Berulang
    • Kesalahan individu dan kolektif kembali menjadi masalah besar bagi Milan. Dalam dua pertandingan tandang Eropa terakhir mereka, kesalahan-kesalahan ini berulang tanpa ada perbaikan yang nyata.
    • Feyenoord mampu memanfaatkan kelemahan ini dengan baik, mencetak gol melalui situasi yang seharusnya bisa dihindari oleh Milan.
  2. Pemain Kunci yang Tidak Muncul
    • Pemain-pemain besar Milan, yang seharusnya menjadi pembeda dalam pertandingan penting, gagal tampil sesuai harapan. Mereka tidak mampu mengeluarkan tim dari situasi sulit atau menciptakan momen-momen krusial yang dibutuhkan untuk membalikkan keadaan.
    • Ketergantungan pada beberapa pemain kunci juga menjadi masalah, terutama ketika mereka tidak berada dalam performa terbaik.

Frustrasi dan Kritik terhadap Tim

Kekalahan ini menambah frustrasi di kalangan penggemar dan pengamat, karena Milan tampaknya tidak belajar dari kesalahan mereka. Pola yang sama terus terulang, dan itu menunjukkan kurangnya adaptasi dan perbaikan dari tim.

Penunjukan Sergio Conceicao sebagai pelatih diharapkan membawa perubahan signifikan, tetapi sejauh ini, masalah lebih banyak berasal dari personel pemain daripada strategi manajemen. Conceicao tampaknya belum mampu mengatasi kelemahan mendasar dalam skuad Milan.

 

Photo: acmilan.com

Apa yang Harus Dilakukan Milan?

Untuk bisa bangkit di leg kedua dan memperbaiki musim mereka secara keseluruhan, Milan perlu melakukan perubahan signifikan di beberapa area:

  1. Meningkatkan Mentalitas dan Intensitas
    • Tim harus bermain dengan sikap yang lebih agresif dan penuh determinasi, terutama dalam pertandingan besar. Sikap pasif tidak akan membawa mereka jauh di kompetisi Eropa.
  2. Memperjelas Rencana Permainan
    • Conceicao perlu merancang strategi yang lebih jelas dan efektif, dengan fokus pada memaksimalkan kekuatan tim dan mengeksploitasi kelemahan lawan.
  3. Meminimalkan Kesalahan
    • Kesalahan individu dan kolektif harus diminimalkan melalui latihan intensif dan fokus pada detail. Komunikasi di lini belakang juga perlu ditingkatkan.
  4. Mendorong Pemain Kunci untuk Bersinar
    • Pemain-pemain seperti Rafael Leão, Christian Pulisic, dan Mike Maignan harus tampil lebih konsisten dan memberikan kontribusi signifikan dalam pertandingan-pertandingan penting.
Photo: acmilan.com

Kesimpulan

AC Milan menghadapi tantangan besar untuk membalikkan keadaan di leg kedua melawan Feyenoord. Namun, masalah yang terus berulang menunjukkan bahwa ada pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan oleh tim ini, baik dari segi mentalitas, taktik, maupun konsistensi individu pemain.

Jika Milan tidak mampu belajar dari kesalahan mereka, musim ini bisa menjadi perjalanan yang mengecewakan, terutama di kompetisi Eropa. Namun, dengan perubahan yang tepat, Rossoneri masih memiliki peluang untuk bangkit dan menunjukkan bahwa mereka layak disebut sebagai tim papan atas.

Pos terkait