Berita

AC Milan Dikritik Tak Belanja Besar, Biasin: “Itu Cuma Omong Kosong!”

×

AC Milan Dikritik Tak Belanja Besar, Biasin: “Itu Cuma Omong Kosong!”

Sebarkan artikel ini
Photo: www.acmilan.com

Manuver AC Milan yang menjual Malick Thiaw seharga €40 juta dan langsung merekrut Koni De Winter dengan biaya separuhnya telah memicu perdebatan. Namun, jurnalis ternama Fabrizio Biasin justru membela strategi ini dan menyebutnya sebagai sebuah langkah yang cerdas.

Menurutnya, kritik yang menyebut Milan seharusnya membelanjakan semua uang hasil penjualan adalah sebuah “omong kosong”.

Cerdas, Bukan Pelit

Di bursa transfer, kesepakatan terbaik tidak selalu yang melibatkan uang dalam jumlah besar. Terkadang, kemewahan untuk membelanjakan jumlah yang sama dengan yang diterima tidak selalu tersedia atau bahkan tidak diperlukan.

Operasi transfer Thiaw-De Winter menjadi contoh sempurna dari kecerdasan klub dalam mengelola keuangan sambil tetap memperkuat tim.

Photo: www.acmilan.com

“Itu Cuma Omong Kosong”

Dalam editorialnya untuk Tuttomercatoweb, Biasin menanggapi kritik yang diarahkan kepada manajemen Rossoneri. Ia memuji kedua sisi dari transaksi ini.

“Milan menjual Thiaw seharga 40 dan sekaligus mendapatkan De Winter seharga 20. Ada yang bilang, ‘Belum selesai! Harus belanja besar!’ dan mereka cuma omong kosong. Oh, itu cuma opini. Thiaw di angka 40 adalah transfer yang hebat; De Winter di angka 20 adalah tambahan yang luar biasa.

Fakta bahwa salah satu harganya setengah dari yang lain adalah sebuah kelebihan, bukan kekurangan. Milan bermain bagus di bursa transfer, dan bukan hanya karena cara mereka menjual. Kalau begitu, tentu saja, striker itu akan sangat berpengaruh, tapi itu soal lain.”

Alokasi Dana yang Bijak

Dengan masih adanya kebutuhan di posisi lain, seperti striker, maka tidaklah bijaksana untuk menghabiskan seluruh dana €40 juta hanya untuk satu bek pengganti. Il Diavolo Rosso bisa saja melakukannya, tetapi mereka memilih langkah yang lebih strategis.

Dengan menghemat €20 juta dari operasi ini, Milan kini memiliki fleksibilitas finansial yang lebih besar untuk memperkuat area lain di dalam skuad.

Sebagai penutup, manuver cerdas ini sekali lagi menegaskan identitas baru Milan. Klub kini tidak hanya dinilai dari trofi, tetapi juga dari kemampuannya menghasilkan keuntungan sambil tetap kompetitif, sebuah model bisnis yang menjadi ciri khas era kepemilikan modern.

Mau mentraktir admin secangkir kopi? Silakan klik link berikut ini: https://trakteer.id/beritamilan. Forza Milan!