AC Milan kini berada di titik kritis setelah serangkaian hasil buruk yang menggambarkan krisis mendalam di dalam tim. Kekalahan dari Torino dan performa mengecewakan sepanjang musim ini telah menimbulkan kekecewaan besar di kalangan penggemar, pemain, dan manajemen.
Dengan pertandingan melawan Bologna yang dijadwalkan pada Jum’at, 28 Februari, Milan menghadapi momen yang menentukan untuk bangkit kembali atau terjebak dalam keterpurukan lebih lanjut.
Masalah yang Mengakar: Kesalahan Berulang dan Kurangnya Karakter
Tim asuhan Sergio Conceição terus melakukan kesalahan yang sama, menunjukkan kurangnya karakter dan konsistensi di lapangan.
- Dominasi tanpa hasil konkret: Meski sering menguasai permainan, Milan gagal memanfaatkan peluang. Contohnya, meskipun ada empat penyerang di lapangan melawan Torino, satu-satunya gol dicetak oleh gelandang Tijjani Reijnders.
- Kurangnya rencana yang jelas: Kritik tajam diarahkan pada manajemen, pelatih, dan pemain. Tidak ada yang terbebas dari kesalahan, dan semua pihak harus bertanggung jawab atas situasi ini.
Bursa Transfer dan Kegagalan Musim Panas
Manajemen Milan mencoba memperbaiki kesalahan di bursa transfer musim panas dengan tambahan pemain di musim dingin, tetapi langkah tersebut dianggap tidak cukup.
- Tiga perempat rekrutan musim panas gagal: Pemain-pemain yang didatangkan tidak memberikan dampak signifikan, menunjukkan kurangnya perencanaan dan eksekusi dalam strategi transfer.
- Pelatih yang tidak memenuhi ekspektasi: Penunjukan Sergio Conceição pada bulan Juni kini dianggap sebagai keputusan yang gagal, terutama jika Milan tidak berhasil finis di posisi empat besar.

Panggilan untuk Revolusi: Pembangunan Kembali yang Tak Terhindarkan
Milan membutuhkan perubahan besar-besaran untuk mengembalikan kejayaan mereka.
- Kepemimpinan yang Kuat:
- Milan memerlukan hierarki yang jelas dan pemimpin yang berani untuk mengambil keputusan sulit.
- “Kelompok kerja” manajemen saat ini dianggap gagal memenuhi harapan, baik dalam komunikasi maupun pengambilan keputusan.
- Evaluasi Pemain Kunci:
- Bahkan pemain-pemain seperti Rafael Leao, Theo Hernandez, dan Mike Maignan, yang menjadi pahlawan Scudetto ke-19, kini dipertanyakan.
- Masalah pembaruan kontrak, performa yang menurun, dan perilaku tertentu menjadi perhatian utama.
- Mentalitas Baru:
- Para pemain harus mengubah pendekatan mereka, menunjukkan komitmen dan mentalitas juara.
- Revolusi olahraga dapat terjadi tanpa pengorbanan besar, tetapi hanya jika semua pihak bersedia bekerja keras untuk perubahan.
Kesempatan untuk Memulai Kembali
Meski situasi saat ini suram, ini adalah momen yang tepat bagi Milan untuk memulai kembali dan membangun fondasi yang lebih kuat.
- Musim panas sebagai peluang: Dengan waktu yang cukup, Milan dapat merancang strategi baru dan memperbaiki kesalahan yang telah dibuat.
- Ambisi besar: Investasi yang lebih berani dan keputusan yang tegas dapat mengembalikan Milan ke jalur yang benar.
Kesimpulan: Waktunya Bangkit atau Tenggelam
AC Milan berada di persimpangan jalan, dengan pertandingan melawan Bologna menjadi ujian penting. Jika mereka gagal bangkit, konsekuensinya bisa sangat serius, termasuk kegagalan finis di posisi empat besar dan kehilangan kepercayaan dari para penggemar.
Namun, di tengah krisis ini, ada peluang untuk revolusi dan pembangunan kembali. Dengan kepemimpinan yang kuat, strategi yang jelas, dan perubahan mentalitas, Milan dapat kembali menjadi kekuatan dominan di Serie A dan Eropa. Penggemar Rossoneri mungkin pesimis, tetapi sejarah menunjukkan bahwa dari krisis besar sering lahir kebangkitan yang luar biasa.