AC Milan saat ini menghadapi masalah yang sering kali menjadi pembeda antara tim yang bersaing untuk gelar dan tim yang berjuang untuk konsistensi: kurangnya pencetak gol yang andal.
Statistik dan performa terbaru menunjukkan bahwa Rossoneri tidak memiliki seorang finisher yang dapat diandalkan untuk memaksimalkan peluang yang mereka ciptakan.
Masalah Utama di Lini Serang Milan
- Minimnya Kontribusi Striker Utama
Setelah 20 pertandingan Serie A, pencetak gol terbanyak Milan adalah Alvaro Morata, Christian Pulisic, dan Tijjani Reijnders, masing-masing dengan lima gol. - Sementara kontribusi Pulisic dan Reijnders cukup mengesankan mengingat posisi mereka, performa Morata sebagai striker utama masih jauh dari harapan. Sebagai pengganti Olivier Giroud, Morata diharapkan membawa ketajaman di depan gawang, tetapi ia belum mampu memenuhi ekspektasi.
- Ketergantungan pada Pemain Non-Striker
Dalam pertandingan melawan Como, Theo Hernandez (bek) dan Rafael Leao (sayap) menjadi kunci comeback Milan. Leao sendiri belum mencetak gol selama dua bulan di liga, menyoroti ketergantungan Milan pada kontribusi pemain non-striker untuk mencetak gol. - Perbandingan dengan Klub Lain di Serie A
Dibandingkan dengan tim-tim lain di Serie A, Milan tertinggal jauh dalam hal produktivitas pencetak gol utama:- Mateo Retegui (Atalanta): 13 gol
- Marcus Thuram (Inter): 12 gol
- Moise Kean (Fiorentina): 11 gol
- Romelu Lukaku (Napoli): 7 gol
Bahkan tim-tim papan bawah seperti Empoli (Simone Esposito, 8 gol) dan Udinese (Lorenzo Lucca, 7 gol) memiliki pencetak gol yang lebih produktif dibandingkan Milan.
- Inefisiensi Finishing
Menurut data xG (Expected Goals) dari Understat, Milan memiliki xG sebesar 35,23, yang menempatkan mereka di peringkat ketiga di liga dalam hal kualitas peluang yang diciptakan. Namun, mereka hanya mencetak 29 gol, menghasilkan defisit 6,23 gol. Ini menunjukkan bahwa Milan sering kali gagal memanfaatkan peluang yang mereka ciptakan.Hanya Lecce (-6,71) dan Cagliari (-9,53) yang memiliki defisit xG lebih buruk dari Milan. Rasio tembakan ke gawang Milan juga rendah, hanya 7,4%, yang menunjukkan ketidakefisienan dalam penyelesaian akhir.
Apakah Marcus Rashford Solusi yang Tepat?
Nama Marcus Rashford muncul sebagai salah satu target potensial untuk memperbaiki lini depan Milan. Namun, apakah ia benar-benar pemain yang dapat menyelesaikan masalah mereka?
- Statistik Rashford Musim Ini
Di Premier League musim ini, Rashford mencetak 4 gol dari xG sebesar 1,94, menunjukkan bahwa ia mampu mencetak lebih banyak gol dibandingkan peluang yang ia miliki. Ini adalah tanda positif bahwa Rashford cukup klinis ketika mendapatkan peluang. - Kelebihan Rashford
- Kecepatan dan Fleksibilitas: Rashford adalah pemain yang dapat bermain di berbagai posisi di lini depan, baik sebagai striker, sayap kiri, maupun sayap kanan.
- Pengalaman di Level Tinggi: Dengan pengalaman di Premier League dan Liga Champions, Rashford memiliki mentalitas dan kualitas untuk bermain di level tertinggi.
- Kekurangan Rashford
- Bukan Striker Murni: Rashford lebih cocok bermain sebagai penyerang sayap atau striker pendukung daripada striker murni. Milan membutuhkan seorang finisher klinis yang dapat mencetak gol dari peluang kecil, sesuatu yang bukan keahlian utama Rashford.
- Konsistensi: Salah satu kritik utama terhadap Rashford adalah ketidakmampuannya untuk tampil konsisten sepanjang musim.
Alternatif untuk Milan
Jika Rashford bukan solusi yang ideal, Milan perlu mempertimbangkan opsi lain untuk memperbaiki lini serang mereka:
- Mengincar Striker Murni
Milan membutuhkan striker murni dengan insting mencetak gol yang tajam. Pemain seperti Mateo Retegui (Atalanta) atau Jonathan David (Lille) bisa menjadi opsi yang lebih sesuai. - Meningkatkan Efisiensi Pemain yang Ada
Selain merekrut pemain baru, Milan juga perlu meningkatkan efisiensi finishing pemain yang ada melalui pelatihan khusus. Pemain seperti Tammy Abraham, yang memiliki xG sebesar 7 tetapi hanya mencetak 2 gol, perlu bekerja lebih keras untuk memaksimalkan peluang. - Meningkatkan Kreativitas di Lini Tengah
Meskipun xG Milan cukup tinggi, mereka tetap membutuhkan pemain kreatif tambahan untuk menciptakan peluang berkualitas lebih banyak.
Kesimpulan
Marcus Rashford adalah pemain yang berbakat dan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Milan, terutama dengan fleksibilitas dan pengalamannya. Namun, ia bukan solusi sempurna untuk masalah Milan di lini depan, karena ia bukanlah striker murni yang dapat secara konsisten mencetak gol dari peluang kecil.
Jika AC Milan ingin bersaing di Serie A dan Eropa, mereka harus mempertimbangkan untuk merekrut striker murni yang lebih klinis atau meningkatkan efisiensi finishing pemain yang ada. Rashford bisa menjadi bagian dari solusi, tetapi ia tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah Milan secara keseluruhan.