Akhirnya, tepat di malam Natal, AC Milan secara resmi menutup salah satu babak transfer paling mengecewakan dalam sejarah modern klub. Hari ini, Rossoneri mengumumkan kepergian Divock Origi, hampir 1.000 hari setelah penampilan terakhirnya untuk tim merah hitam.
Fokus pembicaraan mengenai Origi dalam setahun terakhir memang bukan lagi tentang kontribusinya di lapangan, melainkan kapan ia akan angkat kaki. Setelah sempat “mengasingkan diri” di Roma sambil tetap menerima gaji, dan gagal memberikan kesan positif saat dicoba di tim Milan Futuro, perpisahan ini menjadi tidak terelakkan.
Pernyataan Resmi yang Dingin
Konfirmasi pemutusan kontrak muncul di situs web resmi klub pagi ini. Nada pernyataannya sangat singkat dan formal, mencerminkan hubungan yang tidak pernah benar-benar hangat antara kedua belah pihak.
“AC Milan mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk mengakhiri kontrak dengan striker Divock Origi. Klub mendoakan yang terbaik untuk masa depan sang pemain.”
Hitung-hitungan Rugi Bandar
Kepergian Origi mengungkap fakta finansial yang menyakitkan bagi neraca keuangan Milan. Berdasarkan analisis biaya, Rossoneri telah mengeluarkan dana yang sangat besar untuk pengembalian yang minim.
- Gaji Tahunan: Milan membayarnya €5,24 juta bruto (€4 juta bersih) per tahun.
- Total Pengeluaran Gaji: Dengan asumsi ia pergi tanpa pesangon dan memperhitungkan periode pinjaman 6 bulan di Nottingham Forest (yang menanggung gajinya saat itu), Origi telah mengantongi total sekitar €15,72 juta dari Milan.
- Komisi Agen: Jangan lupakan biaya €660 ribu yang dibayarkan Milan sebagai komisi agen saat merekrutnya pada musim panas 2022.
Statistik vs Biaya
Jika ditotal, investasi Milan mencapai angka lebih dari €16 juta. Apa yang didapat klub dari uang sebanyak itu? Hanya dua gol dan satu assist. Ini jelas merupakan salah satu kesepakatan terburuk bagi Rossoneri dalam beberapa tahun terakhir, dan kepergiannya hari ini adalah sebuah kelegaan besar.
Ingin mentraktir penulis secangkir kopi? Silakan KLIK DISINI.
