Kelompok suporter garis keras AC Milan, Curva Sud, kembali melancarkan kritik tajam menjelang laga tandang melawan Torino malam ini. Mereka mengecam kebijakan harga tiket tuan rumah sekaligus menuduh manajemen Rossoneri bersikap pasif atas situasi yang merugikan penggemar ini.
Ultras Milan memang kerap menjadi sorotan berita utama dalam beberapa pekan terakhir karena serangkaian aksi protes vokal mereka. Mulai dari isu harga tiket melawan Juventus hingga kritik terhadap hierarki klub, ketegangan antara suporter dan manajemen tampak belum mereda.
Lonjakan Harga Tak Masuk Akal
Kemarahan terbaru dipicu oleh temuan data yang diunggah melalui Instagram Story Curva Sud, yang membandingkan harga tiket sektor tandang secara mencolok. Terungkap bahwa fans Milan dipaksa membayar €45, padahal pendukung tim lain seperti Como dan Cremonese hanya dikenakan biaya €25 di stadion yang sama.
Perbedaan perlakuan harga yang sangat timpang ini memicu tuduhan bahwa loyalitas fans Rossoneri sedang dimanfaatkan secara finansial oleh tim lawan. Curva Sud pun menuliskan pesan menohok yang menyudutkan manajemen klub sendiri.
“Harga tiket di Turin juga naik dua kali lipat, di tengah kebisuan Milan.”
Respons Strategis Klub: Proposal Batas Harga
Menanggapi keresahan ini, laporan dari MilanPress.it mengungkapkan bahwa klub sebenarnya tidak tinggal diam dan telah mengambil sikap strategis. Tujuan utama Milan adalah menciptakan ekosistem pendukung yang sehat dan legal, sembari bekerja sama dengan pihak kepolisian.
Demi melindungi kepentingan penggemarnya dari eksploitasi harga, klub telah merumuskan proposal rinci untuk menetapkan batas atas (*price cap*) harga tiket tandang di Serie A. Langkah revolusioner yang meniru regulasi UEFA dan Liga Inggris ini dijadwalkan akan dibahas secara resmi pada pertemuan Lega Serie A tanggal 12 Desember mendatang.
Ingin mentraktir penulis secangkir kopi? Silakan KLIK DISINI.
