Meskipun AC Milan unggul satu gol atas Pisa di babak pertama, Massimiliano Allegri sama sekali tidak puas dengan penampilan timnya. Gol tendangan Rafael Leao di menit ketujuh seharusnya menjadi awal yang baik, namun Rossoneri gagal memanfaatkan momentum.
Alih-alih menambah keunggulan, Milan justru tampil buruk dan hanya unggul tipis saat jeda. Performa di babak kedua pun tidak membaik, yang berujung tim tamu membalikkan keadaan sebelum Zachary Athekame menyelamatkan satu poin di menit-menit akhir.
Kemarahan Allegri di Ruang Ganti
Setelah pertandingan, rasa frustrasi Allegri terlihat jelas, meskipun ia sempat menyatakan ‘senang’ dengan hasil imbang tersebut. Namun, terungkap bahwa sang pelatih sudah ‘meledak’ di ruang ganti saat jeda babak pertama, meski timnya sedang memimpin.
Jurnalis Carlo Pellegatti, melalui Radio Rossonera, menyatakan bahwa Allegri berbicara dengan nada sangat marah kepada tim saat jeda.
Secara keseluruhan, Milan memang tidak bagus: absennya para pemain mulai membuat kita berpikir, ada banyak kesalahan teknis. Saya dengar Allegri sangat marah antara babak pertama dan kedua, tetapi meskipun demikian, tidak banyak yang berubah di babak kedua.

Pidato Tak Mempan, Absennya Bintang Terasa
Ironisnya, pidato kemarahan Allegri di ruang ganti itu terbukti kurang berpengaruh. Performa Milan di babak kedua tetap tidak membaik, dan mereka justru kebobolan dua gol.
Ini menegaskan analisis Pellegatti bahwa masalahnya lebih dalam:
- Terlalu banyak kesalahan teknis di lapangan.
- Performa tim secara keseluruhan tidak bagus.
- Absennya Christian Pulisic dan Adrien Rabiot harus dibayar sangat mahal.
Kemarahan Allegri saat timnya sedang unggul 1-0 menunjukkan bahwa ia melihat masalah mentalitas dan sikap meremehkan yang berbahaya.
Sayangnya, prediksinya terbukti benar di babak kedua, di mana Milan hampir saja kehilangan segalanya jika bukan karena gol keberuntungan Athekame di akhir laga.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di situs Beritamilan.com.





