Stefano Pioli yakin timnya akan segera menemukan titik balik. Namun, ia sangat geram. Ia marah dengan keputusan wasit. Keputusan itu ia terima saat timnya kalah 2-1 dari AC Milan.
Kembalinya sang mantan pelatih ke San Siro berakhir pahit. Gol penalti kontroversial dari Rafael Leão di menit-menit akhir menjadi penentu.
‘Itu Bukan Penalti’
Pioli berbicara kepada DAZN dan dalam konferensi pers. MilanNews melaporkan kutipannya. Ia tidak bisa menyembunyikan kemarahannya atas insiden penalti Santiago Gimenez.
“Saya katakan kepadanya [wasit] apa yang saya pikirkan, bahwa menurut saya itu bukan penalti dan situasi seperti ini tidak baik. Jadi kami mendorong para pemain untuk menutup wajah dengan tangan dan menjatuhkan diri ke tanah. Bahkan di luar kotak penalti. Menutup wajah dengan tangan dan peluit selalu berbunyi.”
“Tetapi faktanya tetap bahwa kami berada di posisi terbawah dan kami kalah lagi. Kami harus berusaha untuk menjadi lebih baik… Insiden terus menghukum kami. Bahkan dengan gol pertama, kami tidak beruntung… Kami harus menjadi lebih baik.”
Nervosetto mister Pioli pic.twitter.com/jzpaUFYiwB
— I Gigi 78 I (@Vicidominus) October 19, 2025
Krisis Fiorentina dan Pujian untuk Milan
Tim asuhan Pioli kini terpuruk di zona degradasi. Meskipun begitu, ia tetap memuji kekuatan mantan timnya.
“Kami harus realistis. Kami berada di posisi terbawah dan kami harus khawatir. Namun… saya melihat tim yang percaya pada kami dan saya yakin kami akan melewati ini.”
“Bagi saya, kami selalu meningkat… Milan berada di puncak klasemen, mereka kehilangan pemain kunci, tetapi saya rasa tidak banyak perbedaan yang terlihat di lapangan. Kami tidak boleh berada di dasar klasemen.”
“Max [Allegri] adalah pelatih yang hebat dan melakukan pekerjaan yang hebat. Mereka memiliki pemain-pemain yang kuat dan serba bisa. Mereka memiliki pemain-pemain yang cepat dan lincah.”
‘Itu Bukan Milan-nya Pioli’
Momen paling menarik adalah saat ia mengenang masa-masa Scudetto-nya. Ia dengan rendah hati menolak pujian. Ia menyebut kesuksesan itu adalah milik para pemain dan direktur.
“Bukan, itu bukan Milan-nya Pioli, tapi Milan-nya Ibra, Maldini, Massara, Theo, Leao… Kurasa aku juga akan menemukan tombol itu di sini, aku yakin.”
Wawancara Stefano Pioli ini melukiskan potret seorang pelatih yang sedang frustrasi namun tetap berkelas.
Anekdotnya yang paling menonjol adalah saat ia menolak disebut sebagai ‘Milan-nya Pioli’. Ia justru memberikan kredit penuh kepada Ibrahimovic, Maldini, Massara, dan para pemain kuncinya atas kesuksesan Scudetto. Ini adalah bukti kerendahan hati yang luar biasa dari seorang pelatih yang telah mengukir sejarah penting untuk I Rossoneri.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.
