Berita

Analisis Franco Ordine: Leao Harus Berhenti Jadi Seniman dan Mulai Jadi Pembunuh di Depan Gawang

×

Analisis Franco Ordine: Leao Harus Berhenti Jadi Seniman dan Mulai Jadi Pembunuh di Depan Gawang

Sebarkan artikel ini
Photo: www.acmilan.com

Jeda internasional kali ini terbukti menjadi dua minggu penuh sorotan untuk Rafael Leao. Bintang AC Milan ini berada di bawah pengawasan tajam. Massimiliano Allegri dan para pengamat menuntut lebih banyak darinya, terutama dalam hal penyelesaian akhir.

Kegagalannya memanfaatkan peluang emas saat melawan Juventus menjadi pemicu utama diskusi ini.

Misi Baru dari Massimiliano Allegri

Menurut jurnalis Franco Ordine dalam tulisannya untuk Corriere dello Sport, Allegri punya misi khusus. Sejak tiba di Milanello, ia ingin mengubah Leao. Ia ingin menjadikannya penyerang yang menentukan lewat gol, bukan hanya lewat aksi individu yang indah.

“Begitu tiba di Milanello, Max Allegri mempercayakannya dengan peran wakil kapten dan memberinya misi: menjadi penyerang yang menentukan dalam hal gol, bukan hanya menggiring bola dan bermain bagi para penikmat bola.”

Photo: www.acmilan.com

‘Obsesi’ Mencetak Gol yang Hilang

Ordine kemudian menyoroti masalah utama Leao. Menurutnya, Leao masih menganggap mencetak gol sebagai hobi, bukan obsesi.

“Jadi, poin kuncinya… bukanlah peran atau bahkan bakatnya yang diakui, melainkan keinginannya untuk mengubah apa yang masih ia anggap sebagai hobi menjadi obsesi yang mematikan. Obsesinya untuk mencetak gol.”

“Ia perlahan beradaptasi dengan peran barunya dan dimensi profesionalnya yang baru. Sejak sesi latihan pertamanya di Milanello, Allegri sering mendesaknya: ‘Rafa, tembak lebih keras.’ Begitu ia berhasil mencetak gol dengan mengembangkan naluri pembunuhnya alih-alih bakat artistiknya, ia akan jatuh cinta pada Leao yang baru.”

Momen Frustrasi di Turin

Frustrasi Allegri terlihat jelas di Turin. Saat Leao bersiap untuk diganti, sang pelatih tertangkap kamera berkata: “Rafa, jangan buat aku kesal.” Momen ini menunjukkan betapa besarnya ekspektasi yang ia letakkan di pundak pemain Portugal itu. Kegagalan Leao memanfaatkan dua peluang emas di laga sepenting itu tidak bisa ditoleransi.

Anekdot tentang bagaimana para pelatih hebat ‘mencambuk’ talenta terbaiknya untuk mencapai level yang lebih tinggi adalah cerita klasik. Dari tuntutan Sir Alex Ferguson pada Cristiano Ronaldo hingga Pep Guardiola pada Lionel Messi.

Kini, Massimiliano Allegri menerapkan metode serupa pada Rafael Leao. Ini adalah momen krusial dalam karier Leao. Mampukah ia merespons ‘cinta yang keras’ dari pelatihnya dan bertransformasi menjadi seorang mesin gol sejati?

Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.