AC Milan meraih tiga poin penting melawan Lecce. Kemenangan ini melegakan setelah kekalahan di laga perdana. Namun, harian Gazzetta dello Sport menyoroti performa tim yang belum konsisten. Surat kabar itu menyebut ini adalah kemenangan khas dari seorang Massimiliano Allegri, sang ‘raja hasil’.
Tim berhasil bangkit meski tampil buruk di babak pertama.
Babak Pertama yang Lambat dan Tertebak
Menurut Gazzetta, babak pertama berjalan sangat buruk. I Rossoneri memainkan bola dengan lambat. Pola serangan mereka sangat mudah ditebak oleh lawan. Lecce bertahan dengan rapat dalam formasi 4-5-1. Mereka bahkan berhasil merepotkan sisi kiri pertahanan Milan melalui serangan balik.
Amarah dan Kualitas Jadi Pembeda
Pertandingan berubah total setelah jeda istirahat. Milan menunjukkan lebih banyak amarah dan keyakinan. Allegri kemungkinan besar memberikan instruksi yang sangat keras di ruang ganti. Pada akhirnya, kualitas individu menjadi pembeda. Tendangan bebas Luka Modric membuka jalan bagi gol sundulan Ruben Loftus-Cheek.
Wajah Baru Lini Depan Rossoneri
Masuknya Christian Pulisic memberikan dampak instan bagi Il Diavolo Rosso. Kualitasnya berada di level yang berbeda dari pemain lain. Ia menghukum kesalahan lawan untuk mencetak gol kedua. Ke depan, trisula Pulisic, Rafael Leao, dan Christopher Nkunku menjanjikan serangan yang sangat menarik. Namun, surat kabar itu juga memperingatkan Milan untuk berpikir dua kali sebelum melepas Santiago Gimenez.
Kemenangan ini menorehkan satu statistik unik yang menyoroti betapa pentingnya Luka Modric. Dari dua laga Serie A, gelandang Kroasia ini telah terlibat langsung dalam dua dari tiga gol Milan (satu asis resmi dan satu umpan kunci yang berujung gol dianulir). Catatan ini membuktikan bahwa di usianya yang hampir 40 tahun, ia tetap menjadi motor serangan utama tim.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di Beritamilan.com.
