Berita

Bedah Formasi Bunglon AC Milan: Dari 3-5-2 Fleksibel Hingga 4-3-3 Ortodoks

×

Bedah Formasi Bunglon AC Milan: Dari 3-5-2 Fleksibel Hingga 4-3-3 Ortodoks

Sebarkan artikel ini
Photo: www.acmilan.com

Kemenangan 2-0 atas Bari bukan hanya sekadar hasil positif bagi AC Milan, tetapi juga menjadi etalase pertama dari filosofi baru mereka. Pengaruh pelatih Massimiliano Allegri dilaporkan sudah terlihat sangat jelas sejak laga kompetitif pertama.

Menurut analisis La Gazzetta dello Sport pagi ini, Milan kini siap untuk liga dengan pendekatan taktik yang jauh lebih cair dan sulit ditebak.

Formasi Bunglon yang Sulit Ditebak

Meskipun asistennya, Marco Landucci, yang berada di pinggir lapangan, Milan memulai laga dengan formasi dasar tiga bek. Namun, dalam praktiknya, sistem ini terus berubah tergantung situasi.

Formasi 3-5-2 di atas kertas seringkali berubah menjadi trisula penyerang. Christian Pulisic bergerak dari kiri, Rafael Leao di tengah, dan Alexis Saelemaekers maju dari kanan, membuat lawan kesulitan membaca pergerakan mereka.

Rafael Leao, Bari
Photo: www.acmilan.com

Pergeseran Taktik Pasca-Cedera Leao

Fleksibilitas ini semakin terlihat ketika Leao terpaksa keluar karena cedera. Masuknya Santiago Gimenez sebagai penyerang tengah murni membuat tim langsung beralih ke formasi 4-3-3 yang lebih ortodoks.

Dalam skema ini, Samuele Ricci mengatur tempo, sementara Ruben Loftus-Cheek dan Youssouf Fofana bertugas menekan dan menusuk ke depan. Perubahan yang mulus ini membuat Bari tidak bisa berbuat banyak untuk merespons.

Modric, sang Pemimpin Baru

Di babak kedua, giliran Luka Modric yang masuk dan menunjukkan kelasnya. Ia tidak hanya tampil gemilang, tetapi juga langsung mengambil peran sebagai pemimpin di lini tengah.

Kemampuannya membongkar pertahanan lawan dengan visi dan umpannya menjadi kunci permainan. Kehadirannya diyakini akan menjadi faktor pembeda yang sangat krusial bagi Rossoneri musim ini.

Modric, Bari
Photo: www.acmilan.com

Sebagai penutup, kemampuan Milan untuk berganti formasi dengan mulus di tengah laga adalah ciri khas tim-tim juara Allegri. Fleksibilitas taktis seperti inilah yang menjadi kunci saat ia membawa Rossoneri meraih Scudetto terakhir mereka pada tahun 2011.

Mau mentraktir admin secangkir kopi? Silakan klik link berikut ini: https://trakteer.id/beritamilan. Forza Milan!