Kisah perpisahan kontroversial antara Gianluigi Donnarumma dan AC Milan pada tahun 2021 kembali menjadi sorotan. Hari ini, agen sang pemain, Enzo Raiola, memberikan wawancara yang mengungkap alasan di balik keputusan kliennya untuk meninggalkan klub masa kecilnya.
Komentar Raiola ini seolah membuka kembali luka lama bagi para penggemar Rossoneri.
Mengingat Kembali Perpisahan yang Pahit
Seperti yang kita ingat, Donnarumma meninggalkan Milan dengan status bebas transfer untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain. Keputusan tersebut memicu kemarahan besar dari para suporter, yang puncaknya adalah aksi pelemparan uang palsu “Dollarumma” di San Siro.
Meskipun Donnarumma telah mencoba berbicara positif tentang Milan sejak saat itu, hubungannya dengan para penggemar tidak pernah benar-benar pulih.
Pembelaan dari Enzo Raiola
Dalam wawancara dengan kanal YouTube Fabrizio Romano, Enzo Raiola memberikan pembelaan atas keputusan empat tahun lalu. Ia mengklaim bahwa kepergian tersebut didasari oleh proyek klub yang dinilai tidak meyakinkan pada saat itu.
“Dari perspektif proyek, kami meninggalkan AC Milan empat tahun lalu. AC Milan saat itu tidak memiliki klub yang solid, dan kemudian terjadi berbagai perubahan di dalam klub. Kami mengantisipasi klub tempat ia bergabung.
“Kecuali tahun sensasional di bawah Maldini dan Massara yang membawanya meraih Scudetto, semua tahun itu tidak selevel AC Milan. Dengan pergi ke Paris, kami menciptakan proyek itu untuk pemain penting seperti Gigio, dan itu juga penting bagi tim nasional Italia, tetapi juga untuk statusnya saat ini.
“Kami selalu mengejar proyek pertumbuhan Gigio selangkah demi selangkah untuk meningkatkan kariernya, dengan cara apa pun yang memungkinkan.”
Komentar yang Membingungkan
Pernyataan Raiola yang mengkritik proyek Milan di masa lalu ini terbilang membingungkan. Pasalnya, awal tahun ini, justru ia sendiri yang mengisyaratkan kemungkinan kembalinya Donnarumma ke Milan setelah klub finis di posisi kedelapan.
Hal ini menunjukkan adanya inkonsistensi dalam narasi yang dibangun oleh pihak sang pemain.
Sebagai penutup, ada ironi besar dalam pernyataan Raiola. Ia menyebut Milan tidak solid, namun melupakan fakta bahwa semusim setelah Donnarumma pergi, “proyek yang tidak solid” itu justru berhasil meraih Scudetto dengan Mike Maignan di bawah mistar gawang, yang ironisnya menjadi kiper terbaik di liga.
Mau mentraktir admin secangkir kopi? Silakan klik link berikut ini: https://trakteer.id/beritamilan. Forza Milan!
