Malick Thiaw telah memberikan wawancara pertamanya sejak resmi meninggalkan AC Milan dan bergabung dengan Newcastle United. Dalam wawancara tersebut, ia mengungkap alasan mengapa ia begitu bersemangat untuk memulai babak baru dalam kariernya di Inggris.
Kesepakatan senilai €40 juta ini diresmikan pada Selasa malam, mengakhiri tiga tahun masa bakti sang bek bersama Rossoneri.
Perpisahan dengan Rossoneri
Selama tiga tahun di Milan, Thiaw mencatatkan 85 penampilan di semua kompetisi. Momen terbaiknya mungkin adalah saat ia mencetak satu-satunya gol untuk klub, yaitu gol pembuka dalam kemenangan tandang 3-1 melawan Real Madrid di Liga Champions.
Kini, ia akan kembali berkompetisi di ajang yang sama, namun dengan seragam yang berbeda.

Kata-kata Pertama di Klub Baru
Berbicara kepada saluran media resmi Newcastle, Thiaw menjelaskan keputusannya dan mengucapkan salam perpisahan kepada Milan. Ia juga mengungkap koneksi uniknya dengan klub barunya sejak masa kecil.
Wawancara Lengkap Malick Thiaw
“Saya sangat senang bergabung dengan klub besar ini. Saya tidak sabar untuk mulai berlatih dan mengenal rekan satu tim baru saya serta seluruh staf,” ujarnya.
“Pelatih menunjukkan visinya dan apa yang ingin ia lakukan terhadap saya sebagai pemain dan klub itu sendiri, yang sungguh menarik. Saya pikir Newcastle sudah membuktikannya sendiri. Klub ini hebat, klub besar dengan penggemar yang bersemangat dan saya tak sabar melihatnya di St. James’ Park.
“Saya datang ke Milan saat masih kecil, dan saya akan pergi sebagai seorang pria dewasa. Saya tak sabar untuk bermain dengan seragam baru saya, bermain di stadion baru saya bersama penggemar baru saya, saya tak sabar menunggu lebih lama lagi.
“Newcastle adalah klub yang tepat untuk saya karena mereka punya ambisi yang besar. Ketika mereka menawari saya opsi ini, saya langsung berkata, ‘Tentu saja, saya ingin melakukannya.’
“Soal kotanya, saya pernah melihat klip-klip yang dikirimkan kepada saya tentang kota ini. Semua orang tahu tentang Newcastle. Selain itu, film Goal! adalah kontak pertama saya dengan Newcastle saat saya masih sangat kecil.
Saya selalu mengikuti Liga Primer, saya selalu suka Liga Primer, jadi Newcastle selalu ada di bawah pengawasan saya. Saya mungkin berusia delapan, sembilan tahun (ketika dia pertama kali menonton Goal!) Saya sudah menontonnya berkali-kali, bahkan tidak sekali pun. Saya rasa saya masih menontonnya ketika saya berusia 15, 16 tahun.”
Sebagai penutup, ada sebuah ironi menarik dalam karier Thiaw di Milan. Satu-satunya gol yang pernah ia cetak untuk Rossoneri adalah di ajang Liga Champions, kompetisi yang kini justru menjadi alasan utamanya untuk meninggalkan Milan dan bergabung dengan Newcastle.
Mau mentraktir admin secangkir kopi? Silakan klik link berikut ini: https://trakteer.id/beritamilan. Forza Milan!