Spekulasi tentang kemungkinan penjualan Fikayo Tomori ke Juventus terus menjadi topik hangat di media Italia, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa AC Milan mungkin mempertimbangkan langkah tersebut. Namun, keputusan ini memicu perdebatan sengit di antara pendukung Rossoneri, terutama mengingat dampaknya pada kekuatan tim dan persaingan langsung dengan Juventus di Serie A.
Mengapa Milan Mempertimbangkan untuk Menjual Tomori ke Juventus
- Penurunan Peran di Serie A
Meskipun Tomori masih menjadi bagian penting dalam skuat Liga Champions asuhan Paulo Fonseca, ia telah kehilangan tempatnya di Serie A. Sejak kekalahan 2-1 melawan Fiorentina pada awal Oktober, Tomori belum lagi menjadi starter reguler di liga domestik.Saat ini, duet Matteo Gabbia dan Malick Thiaw menjadi pilihan utama di bek tengah untuk pertandingan liga, dengan Tomori lebih sering berada di bangku cadangan. Dengan situasi ini, Tomori dianggap sebagai opsi cadangan “mewah” yang tidak sepenuhnya dimanfaatkan, terutama setelah Milan juga mendatangkan Strahinja Pavlovic, yang kini menjadi bagian dari rotasi bek tengah. - Kebutuhan Dana untuk Area Lain
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport, menjual Tomori dapat memberikan Milan tambahan dana yang signifikan untuk memperkuat area lain di lapangan, seperti:- Bek kiri, untuk memberikan pelapis atau kompetitor bagi Theo Hernández.
- Gelandang tengah, untuk menambah kedalaman di lini tengah yang terkadang terlihat kurang solid.
- Sayap, terutama untuk memperkuat opsi serangan di sisi kanan yang masih membutuhkan konsistensi.
Dengan prioritas untuk memperkuat area lain, menjual Tomori dianggap sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan sumber daya klub.
- Nilai Pasar yang Masih Tinggi
Tomori tetap memiliki nilai pasar yang tinggi, terutama mengingat usianya yang masih 26 tahun dan pengalaman bermain di level tertinggi, baik di Serie A maupun Liga Champions. Jika Milan memutuskan untuk menjualnya, mereka dapat memperoleh keuntungan finansial yang signifikan, yang sulit dicapai jika pemain tersebut terus berada di bangku cadangan.

Mengapa Suporter Menentang Penjualan Tomori ke Juventus
- Trauma Penjualan Pierre Kalulu
Penjualan Pierre Kalulu ke Juventus pada musim panas lalu masih segar dalam ingatan para pendukung Milan. Banyak yang merasa bahwa keputusan tersebut melemahkan tim, terutama karena Kalulu adalah pemain serba bisa yang mampu bermain di beberapa posisi di lini belakang.Kini, hanya enam bulan setelah transfer tersebut, Milan dan Juventus bersaing ketat di papan atas Serie A, dengan Rossoneri hanya unggul lima poin dari Bianconeri, meskipun memiliki satu pertandingan lebih sedikit. Menjual pemain tim utama lainnya ke rival langsung dianggap sebagai langkah yang berisiko dan dapat memberikan keuntungan besar bagi Juventus dalam persaingan menuju posisi Liga Champions. - Kualitas dan Pengalaman Tomori
Meskipun performanya menurun di Serie A musim ini, Tomori tetap dianggap sebagai bek yang berkualitas tinggi. Kecepatannya, kemampuan membaca permainan, dan pengalamannya di kompetisi besar membuatnya menjadi aset berharga, terutama dalam pertandingan-pertandingan penting.Banyak pendukung merasa bahwa menjual Tomori ke Juventus akan memperkuat lini belakang rival langsung, yang justru dapat merugikan Milan dalam jangka panjang. - Krisis Kedalaman di Lini Belakang
Meskipun Milan memiliki opsi lain di bek tengah seperti Gabbia, Thiaw, dan Pavlovic, menjual Tomori dapat menciptakan masalah kedalaman skuat, terutama jika ada cedera atau penurunan performa di paruh kedua musim. Dengan jadwal yang padat, termasuk kompetisi domestik dan Eropa, menjaga kedalaman skuat adalah prioritas utama. - Pesan Negatif kepada Pendukung
Menjual pemain tim utama ke rival langsung dapat memberikan pesan negatif kepada pendukung, seolah-olah klub lebih mementingkan keuntungan finansial daripada ambisi olahraga. Hal ini dapat merusak hubungan antara manajemen klub dan para penggemar, yang sudah terguncang oleh penjualan Kalulu.
Analisis Risiko dan Manfaat
Manfaat Penjualan:
- Dana Segar: Penjualan Tomori dapat memberikan Milan dana yang cukup untuk memperkuat area lain yang lebih membutuhkan perhatian.
- Efisiensi Skema Rotasi: Dengan Tomori yang bukan pilihan utama di Serie A, menjualnya dapat membantu mengurangi “kemewahan” di bangku cadangan.
- Kepercayaan pada Pemain Lain: Penjualan Tomori dapat membuka lebih banyak peluang bagi pemain seperti Pavlovic untuk berkembang.
Risiko Penjualan:
- Memperkuat Rival: Juventus dapat memanfaatkan pengalaman dan kualitas Tomori untuk memperkuat lini belakang mereka, yang dapat merugikan Milan dalam persaingan langsung.
- Krisis Kedalaman: Cedera atau penurunan performa bek lain dapat membuat Milan kekurangan opsi di lini belakang.
- Reaksi Pendukung: Penjualan Tomori ke Juventus dapat memicu kemarahan pendukung, terutama setelah pengalaman dengan Kalulu.
https://www.youtube.com/watch?v=hlJIXMX8gs4
Kesimpulan
Keputusan untuk menjual Fikayo Tomori ke Juventus adalah langkah yang kompleks dan penuh risiko. Di satu sisi, AC Milan dapat memanfaatkan nilai pasar Tomori untuk memperkuat area lain yang lebih membutuhkan perhatian. Namun, di sisi lain, menjualnya ke rival langsung seperti Juventus dapat memberikan keuntungan besar bagi lawan dan melemahkan peluang Milan di Serie A dan Liga Champions.
Jika Milan memutuskan untuk menjual Tomori, mereka perlu memastikan bahwa hasil dari penjualan tersebut digunakan secara efisien untuk memperkuat skuat. Selain itu, mencari pembeli di luar Italia mungkin merupakan opsi yang lebih bijaksana untuk menghindari memperkuat rival domestik.
Bagi pendukung Rossoneri, keputusan ini akan menjadi ujian besar bagi manajemen klub dalam menjaga keseimbangan antara ambisi olahraga dan kebutuhan finansial.