5 Hal yang Dapat Kita Pelajari dari Kekalahan AC Milan atas PSG

Theo Hernandez, Mbappe
Photo: acmilan.com

Berita AC Milan – Setelah kekalahan yang membuat para penggemar frustrasi melawan Juventus, AC Milan menuju pertandingan tandang melawan PSG dengan harapan minimal bisa meraih satu poin. Namun, sayangnya, ini adalah malam lain yang mengecewakan bagi Rossoneri di Liga Champions.

Milan tampil di bawah ekspektasi dan seperti tema yang telah menghiasi musim ini, mereka memberikan terlalu banyak ruang kepada lawan-lawannya. Dan ketika Anda berhadapan dengan tiga penyerang sekelas Kylian Mbappe, Kolo Muani, dan Ousmane Dembele, masalah akan muncul.

Pada menit ke-32, Mbappe dengan mudah melewati Fikayo Tomori dan membawa tuan rumah unggul. Pertandingan berlanjut dengan pola yang sama, dengan Milan kesulitan menciptakan peluang di depan gawang, dan pada menit ke-53, Kolo Muani menggandakan keunggulan PSG.

Rossoneri terus kesulitan, bahkan harus menghadapi gol ketiga pada menit ke-89 sehingga skor akhir berakhir 3-0. Seperti yang sudah menjadi kebiasaan, ini adalah malam lain di Liga Champions tanpa mencetak gol bagi tim Stefano Pioli. Berikut adalah lima pelajaran yang dapat kita petik dari pertandingan ini:

1. Masalah Penyerangan Sektor penyerangan AC Milan telah menunjukkan potensi yang menggembirakan saat berhadapan dengan tim-tim lemah. Namun, setelah hanya meraih satu kemenangan dari lima pertandingan besar melawan Inter, Juventus, Newcastle, Dortmund, dan PSG, jelas ada kekhawatiran yang harus diatasi secara serius.

Meskipun Milan telah mendatangkan Noah Okafor, Christian Pulisic, dan Samuel Chukwueze, Olivier Giroud yang sudah berusia 38 tahun tetap menjadi tumpuan. Sayangnya, tidak ada dari pemain baru tersebut yang dikenal dengan insting mencetak gol yang tajam, sehingga Milan kembali gagal mendatangkan penyerang top yang bisa mengubah permainan dalam sekejap.

2. Lini Tengah yang Labil Lini tengah Milan tampaknya berfungsi dengan baik di awal musim, terutama dengan penampilan Tijjani Reijnders dan Ruben Loftus-Cheek yang mengesankan. Namun, melawan PSG, penampilan mereka jauh dari memuaskan.

Musah mungkin adalah satu-satunya yang bisa dianggap tampil bagus, tetapi itu pun tidak cukup. Reijnders memiliki beberapa momen cemerlang, tetapi kekurangan ketajaman di depan gawang.

Dan ada masalah besar lainnya, yaitu Rade Krunic, yang tampil sangat buruk dalam pertandingan ini. Posisi gelandang bertahan adalah kelemahan sejak kepergian Franck Kessie, dan tampaknya tidak ada upaya serius untuk memperbaikinya.

3. Kelemahan Pertahanan Dalam dua pertandingan pertama Liga Champions, Milan menunjukkan pertahanan yang kuat tetapi kesulitan mencetak gol. Namun, melawan PSG, pertahanan dan serangan Milan sama-sama bermasalah.

Tiga penyerang PSG terbukti terlalu sulit dihadapi oleh lini belakang Milan, terutama dalam situasi satu lawan satu melawan pemain-pemain seperti Mbappe dan Dembele.

Kritik juga harus ditujukan kepada pelatih Stefano Pioli karena keputusannya untuk menekan dengan keras ke depan ketika bermain di kandang lawan. Ini terbukti sebagai keputusan yang kurang bijak.

4. Gaya Bermain yang Belum Tersolidifikasi Meskipun Pioli telah melatih Milan dengan baik di dalam negeri, hasilnya belum mencerminkan kualitas tim. Pertandingan di Liga Champions menunjukkan bahwa Milan masih jauh dari menjadi tim yang solid. Taktik yang berhasil di Serie A tidak selalu berlaku di level Eropa, seperti yang diperlihatkan oleh Inter.

Kenyataannya, Milan belum memiliki gaya bermain yang jelas. Mereka bergerak lambat, kurang kreatifitas di sepertiga akhir lapangan, dan hanya berharap pada kualitas individu untuk meraih kemenangan di Serie A.

5. Keterbatasan Keuangan Pertandingan ini adalah pengingat bahwa Milan harus berpegang pada rencana keuangan mereka saat ini jika ingin bersaing dengan klub-klub besar dalam jangka panjang. Masalah posisi kunci seperti penyerang tengah, gelandang bertahan, bek kanan, dan bek tengah belum ditangani dengan baik.

Meskipun telah ada investasi dalam beberapa pemain, kualitas tim belum meningkat secara signifikan. Milan harus mencari cara untuk memaksimalkan potensi pemain yang ada, karena mengandalkan mereka sebagai pilihan utama bukanlah solusi jangka panjang.

Kesimpulannya, Milan harus merenungkan hasil pertandingan ini sebagai pemeriksaan realitas. Masalah yang ada harus segera diatasi jika mereka ingin bersaing dengan tim papan atas Eropa.

Pos terkait