Berita AC Milan – AC Milan akan menjalani jeda internasional di tengah musim yang penuh tantangan, terutama terkait kelemahan di lini pertahanan.
Menurut analisis dari Calciomercato.com, ada empat permasalahan utama yang harus segera diselesaikan Paulo Fonseca demi menjaga stabilitas permainan Rossoneri. Berikut rinciannya:
1. Komunikasi yang Buruk Antara Lini Tengah dan Pertahanan
Pertahanan Milan sering kali terkesan tidak solid, terlihat dari dua gol Cagliari yang tercipta akibat miskomunikasi antarlini. Untuk gol yang mengakibatkan kedudukan imbang 3-3, umpan silang lawan berhasil dimanfaatkan tanpa pengawalan ketat.
Theo Hernandez, yang seharusnya mengawal Zappa, terpaksa menutup area pertahanan dalam upaya menyeimbangkan jumlah pemain bertahan, tetapi Okafor gagal menutup celah yang ditinggalkan. Situasi ini menunjukkan lemahnya koordinasi antardepartemen yang mempengaruhi ketahanan lini belakang.
2. Kebiasaan Kebobolan di Awal Pertandingan
Milan memiliki rekor kebobolan tinggi dalam lima menit pertama—10 gol dalam tiga musim terakhir. Hal ini menjadi bukti bahwa pendekatan permainan Milan seringkali kurang optimal sejak peluit awal berbunyi.
Dalam beberapa kesempatan, Rossoneri mengalami kecolongan cepat seperti gol Zortea saat laga melawan Cagliari yang terjadi kurang dari dua menit sejak pertandingan dimulai.
Fonseca perlu mengevaluasi pendekatan defensif Milan di menit-menit awal agar dapat memulai setiap pertandingan dengan lebih aman dan percaya diri.
3. Kerentanan Terhadap Serangan dari Sayap
Milan menunjukkan kelemahan dalam mengantisipasi serangan sayap, terutama dari pergerakan lawan dari sisi kiri ke kanan. Dari 14 gol di liga musim ini, sembilan di antaranya tercipta melalui pola serangan yang serupa, memperlihatkan pola kelemahan yang berulang.
Statistik juga menunjukkan AC Milan berada di antara tim dengan tembakan tepat sasaran terbanyak yang diizinkan lawan (3,6 per laga), menunjukkan kerentanan yang cukup tinggi setiap kali lawan melancarkan serangan.
4. Tingginya Frekuensi Rotasi Lini Pertahanan
Fonseca sering melakukan rotasi di lini pertahanan—hanya tiga kali musim ini ia menurunkan pasangan bek tengah yang sama secara berurutan.
Formasi pasangan bek tengah yang sering berubah, seperti duet Tomori-Gabbia, Thiaw-Pavlovic, hingga Gabbia-Pavlovic, tidak memberikan stabilitas yang cukup di lini belakang.
Akibatnya, Milan hanya mencatatkan empat clean sheet sejauh ini, jauh dari harapan untuk menjadi tim dengan pertahanan kokoh di liga.
Solusi yang Diperlukan untuk Menguatkan Pertahanan
Dengan jeda internasional, Milan memiliki kesempatan untuk bekerja keras memperkuat organisasi tim dan konsistensi lini pertahanannya.
Beberapa langkah penting yang harus dilakukan termasuk meningkatkan disiplin dan jarak antar pemain, memperbaiki koordinasi di dalam kotak penalti, dan menentukan pasangan bek tengah yang dapat diandalkan.
Pemusatan perhatian juga harus diberikan pada sikap, konsentrasi, dan mentalitas pemain di setiap pertandingan agar kesalahan individu dapat diminimalisir.
Bagi Fonseca, jeda ini menjadi waktu yang tepat untuk membangun kembali kepercayaan di lini belakang dan menciptakan formasi yang lebih stabil dan efektif, karena konsistensi di pertahanan akan menjadi kunci penting bagi Milan dalam mengejar posisi teratas di Serie A musim ini.