Bedah Taktik AC Milan dan Inter di Derby Della Madonnina

Credit: IMAGO/LaPresse

Berita AC Milan – Akhir pekan ini Serie A akan membara karena dua musuh bebuyutan satu kota, AC Milan dan Inter, akan saling berhadapan. Duel klasik ini tak hanya sekadar melibatkan pertarungan kualitas pemain kedua tim, namun juga adu strategi antar dua pelatih terbaik Italia, Stefano Pioli vs Simone Inzaghi.

Sejauh tahun 2023, Inzaghi telah menjadi pemenang dalam pertemuan mereka, dan bukan hanya itu, dia melakukannya dengan dominasi yang mencolok. Inter berhasil memenangkan empat pertandingan terakhir melawan Milan dengan skor telak, yaitu 3-0 dalam Supercoppa, 1-0 di pertandingan liga kedua, serta 2-0 dan 1-0 di dua leg semifinal Liga Champions.

Dengan demikian, tugas berat menanti Stefano Pioli untuk membuktikan bahwa skuad Milan-nya tidak hanya mampu bersaing tetapi juga mampu memenangkan pertandingan. Ini menjadi langkah awal yang sangat penting jika I Rossoneri ingin meraih Scudetto.

Hari ini, analisis dari La Gazzetta dello Sport membahas pertarungan-pertarungan yang mungkin terjadi di lapangan dan beberapa aspek taktis yang perlu diperhatikan.

Mkhitaryan vs. Krunic

Inter perlu memberikan tekanan tinggi jika ingin menghentikan permainan Milan, yang terbukti menjadi kekuatan utama mereka dalam tiga pertandingan pertama musim ini. Dengan melakukan ini, Inter berharap untuk menutup opsi dan jalur umpan dari pemain yang berperan dalam membangun serangan dari belakang.

Poin penting di sini adalah bahwa Milan tidak memiliki gelandang bertahan tipe tradisional, yang biasanya mengontrol bola di bawah tekanan lawan. Rade Krunic cenderung berperan sebagai penyeimbang, menjadi penghalang terakhir untuk melindungi pertahanan.

Inter berencana untuk menekan Milan agar memberikan bola kepada Krunic, kemudian menekannya dengan gelandang seperti Nicolo Barella atau Henrikh Mkhitaryan, yang memiliki kemampuan untuk bekerja di antara lini bahkan saat mereka memiliki bola.

Kemudian, mereka akan menekan bek sayap untuk menghalangi peluang keluar dari belakang. Jika bek-bek AC Milan tidak dapat melepaskan bola dengan lancar, ini akan memaksa mereka mengambil risiko lebih besar.

Mencuri bola 30 meter dari gawang AC Milan akan menjadi prioritas bagi Inter, untuk kemudian langsung membalikkan permainan dan mencari situasi satu lawan satu dengan bek tengah Milan.

Tentu saja, ini adalah rencana yang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi Henrikh Mkhitaryan dikenal sebagai ahli dalam tekanan tinggi dan pergerakan tanpa bola. Pemain Armenia ini memiliki potensi untuk menjadi kunci dalam pertandingan ini, seperti yang dia buktikan dalam leg pertama semifinal Liga Champions pada bulan Mei lalu.

Dumfries vs. Dimarco

Salah satu elemen penting dalam formasi 3-5-2 adalah mengakhiri serangan dengan bek sayap memberikan umpan kepada bek sayap lainnya, dan Inter telah melakukan ini dengan sukses.

Pentingnya peran Federico Dimarco dengan kaki kirinya dalam memberikan umpan silang telah dimanfaatkan oleh kemampuan Denzel Dumfries dalam berduel udara di sisi berlawanan . Inter berencana untuk terus menggunakan kombinasi ini untuk menciptakan ancaman, baik melalui umpan balik kepada rekan satu timnya atau tembakan langsung dari Denzel Dumfries sendiri.

Menjelang derby ini, Inter tidak hanya berencana untuk menggiring bola melewati situasi ini sekali atau dua kali, melainkan akan menjadi bagian integral dari strategi mereka sepanjang 90 menit. Ini akan membantu Inter memaksimalkan keunggulan mereka di sektor sayap.

Nicolo Barella siap untuk memberikan overlap kepada Dumfries di sisi kanan, dan pertanyaannya adalah apakah Henrikh Mkhitaryan bisa melakukan hal yang sama dengan Dimarco di sisi kiri. Pertarungan dua lawan satu yang berkelanjutan ini akan memaksa bek-bek Milan, Davide Calabria dan Theo Hernandez, untuk beradaptasi dengan fokus mereka sendiri dalam permainan.

Pastinya, persaingan antara Theo dan Dumfries akan menjadi salah satu yang paling menarik dalam derby ini, seperti yang telah terjadi dalam beberapa pertemuan terakhir. Simone Inzaghi berencana untuk mendorong pemain Belanda ini untuk tampil lebih baik lagi, mengingat performa impresif yang telah ditunjukkannya di awal musim ini.

Dumfries, mantan pemain PSV Eindhoven, telah memulai musim dengan sangat baik dengan satu gol dan satu assist dalam tiga pertandingan liga, serta empat assist dalam dua pertandingan bersama timnas Belanda. Statistik ini menjelaskan mengapa ia dianggap sebagai pemain yang berpengaruh dalam permainan timnya.

Calhanoglu vs. Reijnders

Pada derby tahun lalu, Marcelo Brozovic berhasil menerobos pertahanan Milan dan mencetak gol, menjadi momen penting yang memenangkan Inter. Saat itu, Brozovic menerima umpan terobosan dan berhasil menjebol gawang I Rossoneri.

Kali ini, peran Marcelo Brozovic telah diwariskan kepada Hakan Calhanoglu di lini tengah. Milan, yang tidak lagi menggunakan gelandang serang, harus menemukan cara untuk membatasi peran Calhanoglu.

Olivier Giroud akan mencoba untuk memotong jalur umpan Calhanoglu dari Inter, kemudian pemain seperti Tijjani Reijnders atau Ruben Loftus-Cheek akan bertanggung jawab dalam mengawasi pergerakannya dengan cermat.

Reijnders dan Loftus-Cheek, keduanya telah bergantian dalam peran bertahan mereka dalam pertandingan melawan Bologna, Torino, dan Roma. Mereka akan menghadapi ujian yang lebih berat dalam derby mendatang.

Reijnders memiliki kecepatan dan kemampuan untuk mengganggu permainan Calhanoglu. Di sisi lain, Loftus-Cheek mungkin kurang berpengalaman dalam pertahanan individu. Oleh karena itu, pengawasannya terhadap Calhanoglu akan menjadi salah satu faktor kunci dalam pertandingan ini.

Calabria, Pulisic, Theo, dan Leao

AC Milan telah menekankan peran penting sisi sayap di musim panas ini. Namun, ada ketidaksimetrisan dalam peran mereka di kedua sisi.

Di sayap kanan, Davide Calabria lebih sering terlibat di dalam lapangan sebagai gelandang tambahan daripada sebagai bek sayap murni. Ini memungkinkan dia untuk membantu membangun permainan dari tengah lapangan, berperan sebagai penyeimbang.

Sementara itu, di sisi kiri, Theo Hernandez adalah pemain yang lebih bebas dalam membaca situasi dan bergerak sesuai kebutuhan. Dia memiliki kemampuan untuk bergerak ke tengah lapangan, terutama berguna jika dihadapi oleh pemain sayap lawan. Namun, dia juga bisa tetap melebar di sisi kiri, memberikan variasi dalam permainan.

Pioli menggunakan pendekatan ini untuk memberikan bola lebih cepat kepada pemain seperti Christian Pulisic dan Rafael Leao, tanpa harus melalui pergerakan tradisional dari bek tengah ke bek sayap dan kemudian ke pemain depan.

Dalam menghadapi Inter, Calabria, Theo, Pulisic, dan Leao akan memiliki peran penting. Mereka harus beradaptasi dengan peran mereka dengan baik dan mengambil inisiatif untuk menciptakan peluang dalam pertandingan.

Khususnya, Calabria akan mencoba untuk meningkatkan penampilannya dibandingkan dengan pertemuan dengan Inter pada tahun 2023, di mana ia mengalami beberapa kesulitan dalam menghadapi Federico Dimarco, pemain Inter yang bermain di sayap yang sama dengannya.

Derby Milan yang akan berlangsung pada hari Sabtu 16 September pukul 23.00 WIB ini pasti akan memunculkan pertempuran taktis yang menarik antara dua tim papan atas Italia, dan para penggemar dapat menantikan momen-momen menegangkan di sepanjang laga.

Pos terkait