Beban Tak Terlihat: Ketika Ballo-Toure dan Origi Menjadi Luka di Neraca Keuangan AC Milan

Pict. Getty Images

AC Milan, klub yang dikenal dengan sejarah gemilangnya, kini harus menghadapi tantangan finansial yang tak terlihat di lapangan. Dua nama, Fode Ballo-Toure dan Divock Origi, menjadi sorotan sebagai “beban tak kasat mata” yang terus menggerogoti anggaran klub meski kontribusi mereka di lapangan nyaris nihil. Bagaimana ini bisa terjadi? Mari kita bedah lebih lanjut.


Dua Pemain, Beban €8 Juta per Tahun

Fode Ballo-Toure dan Divock Origi memang tidak lagi menjadi bagian dari rencana besar AC Milan sejak musim 2022-23. Namun, keduanya masih menjadi pengeluaran signifikan bagi klub. Kontrak-kontrak mereka, yang disusun dengan gaji besar dan durasi panjang, menjadi pengingat bahwa keputusan transfer yang kurang tepat dapat memberikan dampak jangka panjang.

Origi, contohnya, bergabung pada musim panas 2022 dengan gaji bersih €4 juta per tahun. Dengan kebijakan pajak Growth Decree, biaya total yang dikeluarkan Milan untuknya mencapai €5,24 juta per tahun. Selain itu, ada tambahan komisi agen sebesar €660 ribu, yang menambah beban amortisasi tahunan sebesar €165 ribu.

Sementara itu, Ballo-Toure, yang didatangkan dari AS Monaco pada 2021 dengan biaya transfer €5,4 juta, memiliki amortisasi tahunan sebesar €1,36 juta. Ditambah gaji bersih €1 juta, Milan harus merogoh kocek hingga €1,31 juta bruto per tahun untuk pemain ini.

Jika ditotal, Milan menghabiskan €8,07 juta setiap tahun hanya untuk dua pemain ini—angka yang cukup besar untuk pemain yang kontribusinya minim.

Origi
Photo: acmilan.com

Kapan Beban Ini Berakhir?

Situasi kontrak kedua pemain ini juga menjadi perhatian. Kontrak Ballo-Toure akan berakhir pada 2025, yang berarti AC Milan masih harus menanggung bebannya setidaknya selama satu setengah musim lagi jika ia tidak segera dijual. Namun, situasi Origi lebih rumit. Dengan kontrak hingga 2026, Milan harus mencari solusi kreatif, seperti peminjaman atau penjualan, untuk mengurangi dampak finansialnya.

Yang lebih ironis, meskipun Ballo-Toure sempat tampil beberapa kali bersama Milan Futuro musim ini, kontribusinya tetap dianggap tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan klub. Dalam konteks ini, keputusan transfer yang tidak matang kembali menghantui Rossoneri.

Fode Ballo Toure
Photo by Joris Verwijst/BSR Agency/Getty Images

Pelajaran untuk Masa Depan

Kisah Ballo-Toure dan Origi adalah pengingat keras bagi AC Milan dan klub-klub lainnya untuk lebih bijak dalam menyusun strategi transfer. Meski Elliott Management dan RedBird telah berhasil menata ulang keuangan Milan sejak 2018, kasus ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal efisiensi gaji dan durasi kontrak pemain.

Bagi para penggemar, ini adalah momen untuk merenungkan pentingnya keputusan manajemen dalam menjaga stabilitas keuangan klub. AC Milan adalah klub besar dengan ambisi besar, tetapi beban seperti ini dapat menghambat langkah klub untuk menuju kejayaan di masa depan.


Bagaimana AC Milan akan menyelesaikan masalah ini? Apakah Ballo-Toure dan Origi akan segera dilepas, atau justru bertahan hingga kontrak mereka habis? Jangan lewatkan berita terbaru seputar AC Milan hanya di Beritamilan.com, sumber terpercaya untuk semua informasi tentang Rossoneri.

Pos terkait